Kekalahan pada pekan kesembilan Liga 1 Indonesia 2018 itu membuat posisi manajemen PSIS tertekan. Ia dituntut untuk bisa berbelanja pemain berkualitas demi bisa bersaing di kompetisi kasta tertinggi Indonesia ini.
Ketua Umum Suporter Semarang Extreme (Snex), Edy Purwanto, menuntut kepada manajemen klub untuk segera berbenah diri. Hasil minor itu membuat PSIS berkutat di zona degradasi atau berada di posisi ke-17 klasemen sementara.
"Kami sebagai suporter sangat prihatin dengan kondisi PSIS sekarang. Apalagi sudah sembilan tahun menunggu untuk ke kasta tertinggi setelah terdegradasi. Kami melihat dari sisi manajerial kurang siap menghadapi kerasnya Liga 1," kata Edy.Klik di sini:Empat Klub Inggris Kejar Gelandang Napoli
Lebih lanjut Edy memaparkan, kurang siapnya manajemen terlihat pada proses perekrutan pemain yang disebutnya terkesan asal-asalan. Mayoritas pemain berusia muda dan berasal dari Liga 2 dinilainya belum bisa bersaing dengan tim-tim lain yang mendatangkan pemain berkelas.
Untuk itu, dirinya mendesak manajemen untuk mengganti sebagian besar pemain di putaran kedua nanti. Dari total 30 pemain yang didaftarkan manajemen, hanya enam pemain yang sempat merasakan kerasnya Liga 1 musim lalu.
Mereka adalah Jandia Eka Putra (kiper dari Semen Padang), Gilang Ginarsa (bek/Madura United), Ibrahim Conteh (gelandang/PS TNI), Komarudin (striker/Sriwijaya FC), Hafit Ibrahim (gelandang/Sriwijaya FC), dan Gustur Cahyo Putro (sayap/PS TNI).
"Kalau materi seperti ini, dilatih pelatih kelas dunia pun tetap saja sulit. Sekarang, pelatih harus bisa memaksimalkan materi pemain yang ada dan berusaha mencari pengganti poin di kandang lawan. Putaran kedua baru belanja pemain terbaik di setiap posisi," sambung Edy.
Dari statistik pertandingan, PSIS mendapatkan tujuh tembakan ke gawang berbanding empat milik tim tamu. Performa striker asal Brasil, Bruno Silva, jadi sorotan karena memiliki banyak peluang emas, namun semuanya tak bisa dimaksimalkan.Klik di sini:Skuat Final Prancis di Piala Dunia Minus Lacazette dan Martial
Pelatih Vicenzo Alberto Annese, tak habis pikir dengan hasil yang diraih anak-anak asuhannya. Haudi cs sebenarnya menguasai jalannya pertandingan dan mendapatkan banyak peluang, justru tim tamu mampu memanfaatkan sedikit momen untuk mencetak dua gol lewat tembakan Aleksander Rakic.
"Saya sangat kecewa dan sedih sekali dengan hasil ini. Karena seharusnya kami bisa memenangkan pertandingan," katanya di Semarang, Jumat 18 Mei 2018.
Annese menyebut organisasi permainan, terutama di lini depan berjalan kurang baik. Hal tersebut berdampak pada banyaknya kesempatan untuk mencetak gol, namun tak kunjung terealisasi.
"Banyak kesempatan namun tidak menjadi maksimal karena sering ada kesalahan sendiri. Pemain PS Tira juga kuat terutama di sektor depan. Mereka lebih ulet dan juga baik di depan gawang," papar pelatih asal Italia itu.
Menpora Sambut Kepulangan Timnas Panjat Tebing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FIR)