medcom.id, Jakarta: Tak banyak pemain bertahan bisa menyandang gelar Ballon d'Or atau pemain terbaik dunia. Namun, Fabio Cannavaro berhasil mematahkan stigma tersebut dengan meraih gelar prestise tersebut pada 2006 .
Mengawali karier di Napoli, namanya mulai dikenal bersama Parma pada 1995 hingga 2002. Mengantongi 212 caps, Cannavaro membawa Gialloblu merebut Piala UEFA (kini Liga Europa) musim 1998 -- 1999 dan Piala Super Italia musim berikutnya.
Bakatnya tercium pelatih timnas Italia kala itu Cesare Maldini yang memanggilnya pada 1997. Ia pun tampil memperkuat Gli Azzurri pada Piala Dunia 1998 bersama seniornya di lini belakang seperti Giuseppe Bergomi, Alessandro Costacurta, dan Paolo Maldini.
Sempat berlabuh satu musim di Internazionale Milan, karier Cannavaro kian bersinar di musim 2005 -- 2006 saat berseragam Juventus. Ia membawa Bianconeri meraih dua titel Scudetto Serie-A (2004/2005, 2005/2006) dan menapaki perempat final Liga Champions.
Sayang, dua gelar Scudetto Juve harus dicabut usai terbukti terlibat Calciopoli. Namun, prestasi Cannavaro tetap mendapat apresiasi dengan meraih sejumlah gelar diantaranya pemain terbaik Eropa, bek terbaik Serie-A, dan pemain terbaik Serie-A pada 2005 -- 2006.
Puncak kariernya terjadi pada 2006 saat membawa Italia meraih gelar Piala Dunia di Jerman. Azzurri menang 5-3 atas Prancis lewat adu penalti setelah bermain imbang 1-1 hingga 120 menit.
Gelar Piala Dunia mengantarkannya meraih supremasi tertinggi sebagai seorang pemain sepak bola. Cannavaro memenangkan gelar Ballon d'Or pada akhir 2006 mengalahkan rekannya Gianluigi Buffon dan Thierry Henry.
Bek berpostur 176 centimeter ini memutuskan pensiun pada Juli 2011 setelah sempat memperkuat Real Madrid dan kembali ke Juventus. Cannavaro pensiun usai bermain satu musim di klub Uni Emirat Arab, Al-ahli.
Selepas pensiun, Cannavaro sempat menjadi juru taktik dua klub raksasa Asia. Ia sempat melatih jawara Tiongkok, Guangzhou Evergrande dan raksasa Arab Saudi, Al-Nassr pada 2014 -- 2015.
Kini, publik Tanah Air berkesempatan kembali melihat ketangguhan Cannavaro di lini belakang yang akan memperkuat tim Calcio Legend. Cannavaro cs akan melawan para pemain legendaris Indonesia yang sempat berguru di Italia seperti Kurniawan Yulianto, Yeyen Tumena, dan Imran Nahumarury yang tergabung di tim Primavera Baretti.
Grande Evento, selaku promotor acara menyatakan Cannavaro beserta 16 pemain legenda Italia lainnya akan tiba di Jakarta pada 19 Mei. Sejumlah kegiatan seperti coaching clinic, meet and greet, dan ditutup laga eksebisi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan akan dijalani Calcio Legend selama tiga hari berada di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)
