medcom.id, Jakarta: Insiden petasan yang menewaskan satu suporter di Stadion Patriot Chandrabhaga akhir pekan lalu tak menyurutkan PSSI untuk tetap menjadikan markas Persija Jakarta itu sebagai kandang tim nasional Indonesia.
Seperti diketahui, pada Sabtu 2 September PSSI memilih Stadion Patriot sebagai panggung laga persahabatan antara Indonesia senior menghadapi Fiji. Namun laga yang berkesudahan tanpa gol itu justru menghadirkan maut.
BACA:Dramatis, Timnas Indonesia U-19 Sukses Bungkam Myanmar
Salah satu suporter timnas, Catur Yuliantono meninggal lantaran terkena rocket flare yang dilepaskan Rico atau ARP dari tribun selatan ke timur. Insiden itu terjadi tepat saat wasit meniup peluit panjang dibunyikan.
Ada wacana kalau Stadion Patriot tak lagi layak untuk menggelar laga internasional. Tapi Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha menyangkal hal tersebut.
"Memang kita punya beberapa stadion untuk menggelar laga internsional. Tapi bukan di Patriot masalahnya. Kita enggak boleh men-judge sebuah kota atau venue, karena yang jadi permasalahannya adalah tingkah laku suporter. Bukan karena infrastruktur dari stadion tersebut," ujar Ratu Tisha.
"Meski nanti kita pindah stadion, tapi tingkah laku masih sama, mau dibilang apa? Jadi, Patriot masih menjadi pilihan kami. Kami akan putuskan nanti siapa yang akan menjadi venue tergantung siapa lawan yang kita hadapi," tegasnya.
Selain Patriot, biasanya Indonesia menggelar laga internasional di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Namun SUGBK saat ini sedang direnovasi demi menyambut Asian Games 2018.
BACA:Egy Maulana Vikri Persembahkan Gol untuk Catur Yuliantono
PSSI pun punya beberapa alternatif stadion. Salah satunya Stadion Pakansari Cibinong yang sempat digunakan sebagai kandang Indonesia di Semifinal dan Final Piala AFF 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(KRS)