Alat tersebut berupa remote yang dipegang oleh masing-masing pemilik suara untuk memberikan hak pilih. Namun, para pemilik suara mengeluh karena alat tersebut sulit digunakan.

(Remote yang awalnya akan digunakan selama KLB PSSI 2016)
Beberapa pemilik suara sampai ada yang berteriak untuk menginterupsi KLB. Sadar situasi memanas, pemimpin KLB, Hinca Panjaitan, meminta pemilik suara tenang dan terus berlatih menggunakan alat tersebut.
"Iya sabar dulu bapak-bapak. Kita latihan dulu. Tapi kalau bapak-bapak tidak berkenan kita kembali ke cara pemilihan konvensional," kata Hinca.
Pemilik suara makin gencar meminta agar alat tersebut tak digunakan. Setelah mendapat desakan keras, Hinca legowo dan memutuskan agar setiap pengambilan suara dilakukan dengan cara konvensional, seperti angkat tangan atau pemungutan suara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(HIL)
No Turning Back"">
