\ Pendapat Anggota Komisi X DPR RI Soal Kisruh Kemenpora-PSSI
Suasana kantor PSSI di Gelora Bung Karno Jakarta (Foto: MI/ATET DWI PRAMADIA)
Suasana kantor PSSI di Gelora Bung Karno Jakarta (Foto: MI/ATET DWI PRAMADIA)

Kisruh PSSI - Menpora

Pendapat Anggota Komisi X DPR RI Soal Kisruh Kemenpora-PSSI

Bola kisruh pssi
Rendy Renuki H • 27 Mei 2015 07:37
medcom.id, Jakarta: Kisruh antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan PSSI tampak menjadi masalah serius saat ini. Meski Menpora Imam Nahrawi ingin membuka opsi pencabutan SK Pembekuan PSSI, namun kisruh masih tetap berlangsung.
 
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Demokrat, Jefri Riwu Kore berpendapat jika kisruh Menpora-PSSI sudah merebak terlalu jauh. "Awalnya, ada kesebelasan (Persebaya dan Arema) yang tidak bisa ikut kompetisi. Begitu sudah diputuskan ikut, akhirnya tetap saja dibekukan. Awal mulanya kan gitu," ucap Jefri saat menghadiri acara Bincang Pagi di Metro TV, Rabu (27/5/2015).
 
"Di komisi pun kita sudah setuju bersama dan putuskan 18 klub itu jalan bersama, dengan catatan klub yang secara administrasi belum memenuhi persyaratan diperbolehkan mengikuti setengah kompetisi. Dan ingat kita sudah sama-sama setuju, tanda tangan, dan sama-sama senang. Tapi begitu selesai di komisi, di luar keputusannya lain lagi. Tidak boleh seperti itu," sambung Jefri.
  "Nah ini terkesan memang ada dua hal yang berbeda. Di lain pihak, pak Jusuf Kalla telah mencari jalan keluar bagi kita semua agar PSSI ini berjalan terus dengan baik. Tapi di lain pihak, pak menteri (Imam Nahrawi) kok datang lagi ke pak presiden Jokowi yang seolah-olah mencari dukungan. Kita harapkan pak menteri punya jiwa besar," lanjut Jefri.
 
Dirinya berharap ingin tetap melihat kompetisi sepak bola tetap berjalan, pembinaan sepak bola tetap bagus, dan Menpora dapat membina sepak bola secara baik.
 
"Kami sebagai anggota orang-orang yang senang bola pun belum bangga dengan prestasi sepak bola Indonesia, kita setuju itu. Tapi bukan berarti kita tiba-tiba membekukan kepengurusan yang baru yang dipilih secara demokratis. Ini kan persoalan utama," tuturnya.
 
"Kalau kita negara demokratis, berikanlah mereka kesempatan dulu untuk bekerja, kasih target mereka, kan begitu. Kalau target itu tak bisa dipenuhi, mari kita sama-sama benahi PSSI. Kita setuju dengan langkah pak menteri. Tapi kalau sekarang, saya pikir terlalu dini," tutup Jefri.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(REN)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif