\ Meksiko Dikalahkan Manusia yang Memiliki Peluit
 Robin van Persie (9) dan Pelatih Meksiko Miguel Herrera (Kiri) berbicara setelah babak 16 besar Piala Dunia 2014 di Castelao arena, Fortaleza, 29 Juni mendatang.--Reuters/Mike Blake.
Robin van Persie (9) dan Pelatih Meksiko Miguel Herrera (Kiri) berbicara setelah babak 16 besar Piala Dunia 2014 di Castelao arena, Fortaleza, 29 Juni mendatang.--Reuters/Mike Blake.

Meksiko Dikalahkan Manusia yang Memiliki Peluit

Bola Piala Dunia 16 besar piala dunia 2014
30 Juni 2014 10:54
medcom.id, Fortaleza: Pelatih Meksiko Miguel Herrera menuding wasit Pedro Proenca sebagai penyebab kekalahan mereka pada babak 16 besar Piala dunia, Minggu (29/6/2014), setelah memberi hadiah penalti pada menit akhir sehingga Belanda menang 2-1 dalam laga mendebarkan di Fortaleza.
 
Ketika waktu tinggal dua menit lagi, Meksiko masih memimpin 1-0, tetapi Wesley Sneijder menyamakan kedudukan lewat gebrakan cepat, sebelum kapten Rafael Marquez dituduh menjatuhkan Arjen Robben sehingga Klaas Jan Huntelaar dengan tenang menjadi algojo sekaligus membawa Belanda ke babak perempat final.
 
"Kelihatannya penyebab kekalahan kami adalah wasit, manusia yang memiliki pluit. Ia membuat kami keluar dari Piala Dunia kali ini," kata Herrera kepada wartawan.
  "Bila wasit melakukan kesalahan sehingga ada tim yang keluar, Anda akan meninggalkan Piala Dunia dengan penuh rasa sebal. Kami berharap komite wasit menganalisa hal ini, agar wasit itu tenang pulang, seperti juga kami," katanya.
 
Dengan kekalahan itu, berarti Meksiko yang maju ke putaran 16 besar sebanyak enam kali turnamen Piala Dunia, tetap tidak dapat melangkah ke babak berikutnya.
 
"Ini Piala Dunia yang segalanya bertentangan dengan Meksiko. Dari empat laga yang kami lalui, tiga di antaranya merupakan bencana dari wasit. Sayang, kami tidak mendapatkan apa yang kami inginkan," kata Herrera.
 
Bos tim Meksiko itu mungkin merasa berang mengenai perwasitan pada turnamen itu, setelah dua gol mereka dianulir wasit pada laga pembuka lawan Kamerun dan ditolaknya protes penalti mereka ketika melawan Kroasia.
 
Ia mengatakan, tendangan penalti bagi Belanda itu juga harusnya tidak ada bila Robben dihukum pada awal laga, ketika dengan mudah terjatuh ketika bersentuhan dengan Marquez.
 
"Ia sengaja jatuh tiga kali, sehingga seharusnya ia dapat peringatan sejak awal," kata Herrera, yang juga mempertanyakan memimpin pertandingan, karena wasit dari Afrika, Asia atau Amerika Selatan lebih adil dalam memimpin laga. (Ant)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(NAV)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif