Tapi bagi orang lain, ini merupakan turnamen penghibur di sela-sela jeda kompetisi Eropa yang sedang libur. Sebab, yang menarik hanyalah kabar dari bursa transfer.
Selain itu, Piala Konfederasi juga menjadi wadah para pemain dunia yang sebelumnya tak terekspose. Di sana mereka bisa unjuk gigi demi menaikkan harga mereka di lantai bursa.
Namun bagaimana pun juga, Piala Konfederasi patut dinanti. Apalagi telah memasuki edisi kesepuluh, di mana ini juga menjadi tolok ukur Rusia terkait kesiapan mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.Klik di sini:Memprediksi Kandidat Kiper Calon Pengganti Donnarumma
Beberapa rekor telah terpelihara sepanjang sembilan edisi berlangsung. Namun beberapa rekor kemungkinan sulit diulangi ketika FIFA menggelar Pial Konfederasi di Rusia.
-Rekor Brasil yang Tak Terpatahkan
Sejak berlangsung pada 1992, Piala Konfederasi telah melahirkan lima juara. Di mana Brasil paling sukses dengan empat kali menjuarai Piala Konfederasi. Selecao memenangkan turnamen pada 1997, 2005, 2009, dan terakhir kali 2013.
Selain itu, Brasil juga menjadi negara yang paling sering mencapai final Piala Konfederasi. Di mana hanya sekali mereka gagal menjadi juara, yaitu pada 1999. Ketika itu Brasil dikalahkan tuan rumah Meksiko dengan skor 4-3.
Namun pada edisi kali ini, dipastikan kepada delapan negara peserta tak bisa mematahkan rekor Brasil. Pun demikian Meksiko yang merupakan juara 1999. Jika Meksiko berhasil juara, mereka hanya bisa menyamai rekor yang dimiliki Prancis dengan dua gelar juara.
????????????????????????????????????????
— #ConfedCup (@FIFAcom) June 15, 2017
Take a trip back through the ages to explore the history and previous winners of the #ConfedCup ????
??https://t.co/iX0ZqzfrfJ pic.twitter.com/0t6z5m3xIx
-Romario Tersubur
Dalam dua edisi awal 1992 dan 1995, hanya ada empat tim dan delapan pertandingan yang dimainkan. Sulit untuk bagi pemain untuk mencetak beberapa gol dengan jumlah laga yang sedikit.
Baru pada 1997, ada 16 laga yang digelar secara kesuluruhan lantaran diikuti delapan negara. Di sinilah tercipta pencapaian gol terbanyak yang dicetak oleh Romario.
Pemain bernama lengkap Romário de Souza Faria itu mencetak tujuh gol dalam satu turnamen. Dan, hingga saat ini rekor tersebut belum bisa dikalahkan oleh pemain mana pun.
Tapi pada edisi ke-10 ini, beberapa kandidat berpeluang untuk mematahkan rekor Romario. Sebut saja, Cristiano Ronaldo (Portugal) dan Alexis Sanchez (Cile) yang sedang mengalami musim subur.
-Warisan Ronaldinho dan Blanco
Sementara itu, secara pencetak gol terbanyak secara keseluruhan saat ini dipegang oleh Ronaldinho (Brasil) dan Cuauhtémoc Blanco (Meksiko) dengan sembilan gol.
Berbeda dengan Romario, keseluruhan gol Ronaldinho dicapai dalam dua edisi. Di antaranya, pada edisi 1999 dan 2005. Pun demikian dengan yang dicapai pada edisi 1997 dan 1999.
Ronaldinho Gaúcho and the #FIFA #ConfederationsCup trophy ????- #ConfedCup pic.twitter.com/ZbubG5byvO
— ConfedCup????2017 (@ConfedCup2017) May 16, 2017
-Torres si Raja Hattrick
Meski belum pernah menjadi pencetak gol terbanyak dalam satu edisi, Fernando Torres punya cerita indah di Piala Konfederasi bersama Spanyol.
Striker Atletico Madrid ini pernah dua kali mencetak hattrick dalam satu pertandingan. Catatan itu ia toreh ketika di Piala Konfederasi 2009. Bahkan pada edisi 2013, bukan hanya hattrick yang diciptakannya, melainkan empat gol atau quattrick pada Piala Konfederasi 2013.
Spalletti Targetkan Inter Milan Lolos ke Liga Champions
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)