\ Terbukti Korupsi, Jerome Valcke Dihukum 12 Tahun
Jerome Valcke (KARIM JAAFAR / AFP)
Jerome Valcke (KARIM JAAFAR / AFP)

Terbukti Korupsi, Jerome Valcke Dihukum 12 Tahun

Bola fifa
Hilman Haris • 13 Februari 2016 01:38
medcom.id, Zurich: Mantan Sekretaris jenderal FIFA, Jerome Valcke mendapat hukuman dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama 12 tahun. Hukuman itu diberikan oleh Komite Etik FIFA karena Valcke terbukti telah melakukan korupsi tiket pertandingan Piala Dunia dan skandal suap hak siar pertandingan.
 
"Penyeledikan dibuat setelah melihat adanya dugaan penyimpangan yang dilakukan Valcke. Komite Etik FIFA menemukan fakta bahwa Valcke bekerja sama dengan perusahaan pemasaran olahraga untuk memperoleh manfaat yang tidak semestinya dari penjualan tiket Piala Dunia," demikian lansir pernyataan resmi FIFA.
 
"Selain itu, Valcke terbukti telah menyalahgunakan uang kas FIFA. Ia berulang kali memilih penerbangan swasta bukan penerbangan komersil untuk urusan pribadi. Valcke mencari keungungan untuk dirinya dan keluarga."
  "Valcke bertindak melawan kepetingan FIFA. Ia menciptakan kerugian yang cukup besar untuk FIFA. Ia harusnya menjalankan tugas sebagai Sekretaris Jenderal FIFA dengan benar."
 
"Ia juga berusaha memberikan hak siar televisi dan media Piala Dunia 2018 serta 2022 kepada pihak ketiga dengan nilai yang jauh di bawah pasar. Selain itu, Valcke juga sengaja mencoba menghalangi proses pemeriksaan dengan menghapus sejumlah berkas penyelidikaan."
 
"Perilaku Valcke sebagai Sekretaris Jenderal FIFA melanggar Pasal 13 (Perilaku umum), Pasal 15 (Loyalitas), Pasal 16 (Kerahasiaan), Pasal 18 (Tugas pengungkapan, kerja sama, dan pelaporan), Pasal 19 (Konflik kepentingan), Pasal 20 (Penawaran dan menerima hadiah), dan Pasal 41 (Kewajiban semua pihak untuk berkolaribasi) dari Kode Etik FIFA."
 
"Karena sudah melanggaran sejumlah pasal itu, Valcke dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama 12 tahun dan mendapat denda uang." tutup pernyataan FIFA.
 
Valcke sebetulnya bukan sosok asing bagi persepakbolaan di Indonesia. Sebab, ia berulang kali turut ikut campur ketika sepak bola Indonesia dilanda dualisme kompetisi serta organisasi pada empat tahun lalu. (Football Italia)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(HIL)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif