Namun, pada 2015, Blatter yang terpilih kembali menjadi Presiden FIFA memutuskan untuk mundur. Sebab, terjadi suap dan korupsi menimpa federasi yang ia pimpin. Kabarnya, Sekretaris Jenderal Jerome Valcke terlibat untuk mengamankan Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010.
Skandal suap dan korupsi seakan lekat dengan FIFA. Bahkan, tuduhan tersebut juga tak jarang menghampiri Blatter. Oleh karena itu, ia tidak ingin melanjutkan kepemimpinan yang memasuki periode kelima.
Keresahan tersebut juga dirasakan oleh jurnalis sepak bola asal Amerika Serikat, Grant Wahl. Bahkan, tepat pada hari ini, 17 Februari 2011, jurnalis Sports Illustrated mengumumkan pencalonan dirinya sebagai Presiden FIFA.
Ketika ia menyatakan hal tersebut, Blatter tengah mendapatkan kritikan terhadap dugaan skandal dan suap terkait keputusan kontroversial untuk menghelat Piala Dunia 2022 di Qatar.
Wahl selayaknya seorang yang mencalonkan diri sebagai ketua umum, ia berkampanye dengan menjanjikan sepak bola yang transparan dan membersihkan sepak bola dengan skandal suap dan korupsi.
Ia juga berjanji akan menggunakan teknologi garis gawang dan merilis semua dokumen internal FIFA kepada publik.
Tak disangka, pengumuman Wahl mendapatkan respons positif dari masyarakat. Setidaknya ada 95% suara yang mendukung dalam polling online.
Baca: Soal Naturalisasi Ezra Walian, Sepenuhnya Wewenang PSSI
Namun, pada April tidak lama sebelum penutupan pendaftaran calon Presiden FIFA ditutup, Wahl tidak jadi maju sebagai calon Presiden FIFA. Pasalnya, FIFA mengubah regulasi dan mengharuskan seorang calon mendapatkan dukungan dari lima asosiasi yang menjadi anggota FIFA. Alhasil, Blatter kembali menjabat sebagai Presiden FIFA keempat.
Seusai gagal menjadi Presiden FIFA, Wahl memutuskan untuk melanjutkan kariernya sebagai jurnalis sepak bola di FOX Sports pada Oktober 2012. (TDIFH)
Video: Zinedine Zidane Pelatih Terbaik 2016 versi Le Buteur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ASM)