medcom.id, Bern: Kalau melihat perjalanan Swiss selama babak kualifikasi dan menyimak skuat yang mereka miliki, tidak berlebihan sepertinya jika tim berjuluk 'Schweizer Nati' itu dijagokan bakal lolos dari babak penyisihan grup di putaran final Piala Dunia 2014 Brasil. Di Piala Dunia 2014, Swiss menjadi salah satu tim unggulan berkat keberhasilan mereka menempati posisi ke-8 di rangking FIFA.
Apalagi jika melihat pesaing mereka di babak penyisihan Grup D. Selain Prancis, dua pesaing lainnya ialah Honduras dan Ekuador yang relatif tidak terlalu berat. Meski begitu, arsitek 'Rossocrociati'--julukan lain timnas Swiss--Ottmar Hitzfeld mengingatkan para pemainnya untuk tidak pernah menganggap enteng lawan, sebab tidak ada lawan yang mudah di turnamen sekelas Piala Dunia.
“Tentu saja kami punya kemampuan untuk mengalahkan tim mana pun. Kami punya platform yang bagus untuk meraih kesuksesan dan kami punya tim yang kuat. Namun, lawan pasti tidak akan begitu saja membiarkan kami melangkah. Mereka akan berjuang habis-habisan karena mereka juga ingin maju."
Karena itu, menurut Hitzfeld, anak-anak asuhannya harus bekerja keras. “Saya percaya pada semua pemain saya,“ imbuh juru taktik asal Jerman itu.
Di Piala Dunia 2014 Swiss menjadi salah satu tim unggulan berkat keberhasilan mereka menempati posisi kedelapan di rangking FIFA. Mereka bahkan sejajar dengan Brasil, Spanyol, Jerman, Argentina, Kolombia, Belgia, dan Uruguay.
“Status ini seharusnya membuat mental para pemain saya makin kuat, bukan menjadi beban. Meski begitu, saya ingin mereka tetap membumi,“ ujarnya.
Swiss melalui kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Eropa dengan sangat meyakinkan. Tergabung di Grup E bersama Islandia, Slovenia, Norwegia, Albania, dan Siprus, Swiss tak terkalahkan dalam sepuluh pertandingan. Mereka menang tujuh kali dan seri tiga kali.
Hasil tersebut menempatkan Swiss di puncak klasemen akhir dengan nilai 24. Tiket lolos langsung ke Piala Dunia 2014 pun mereka genggam.
Ini menjadi kali kesepuluh mereka tampil di putaran final Piala Dunia. Sebelumnya, Swiss juga lolos pada 1934, 1938, 1950, 1954, 1962, 1966, 1994, 2006, dan 2010. Keberanian Hitzfeld mengandalkan para pemain muda setelah berakhirnya era Alexander Frei dan Marco Streller disebut-sebut turut andil dalam kesuksesan Swiss.
Para pemain yang membawa Swiss menjuarai Piala Dunia U-17 pada 2009 juga diberi kesempatan, seperti Haris Seferovic (Real Sociedad) dan Granit Xhaka (Borussia Moencheng-ladbach). Keduanya berusia 21 tahun.
Laga pertama Di Brasil, Swiss akan mengawali laga perdananya melawan Ekuador pada 15 Juni di Estadio Nacional, Brasilia. Lima hari berselang, mereka akan menghadapi Prancis di Arena Fonte Nova, Salvador. Terakhir Swiss akan ditantang Honduras di Arena Amazonia, Manaus, pada 25 Juni.
Dari ketiga laga tersebut, menurut Hitzfeld, laga pertama menjadi kunci kesuksesan mereka di Brasil. Jika bisa mengatasi Ekuador, mereka hanya perlu bermain imbang melawan Prancis. Setelah itu, mereka bisa mengincar kemenangan lagi di laga terakhir melawan Honduras.
“Sejak awal target kami di Brasil ialah melewati babak penyisihan grup dan memainkan sebanyak mungkin pertandingan. Tak ada gunanya pergi ke Brasil dan cuma bermain tiga kali. Karena itu, kami harus melicinkan jalan dengan memenangi semua laga, terutama laga pertama,“ tukasnya.
“Saya pikir semua laga pertama pasti sangat sulit, tapi kali ini kami harus berusaha memenangi untuk memudahkan jalan. Saya tahu Ekuador pasti akan berusaha mati-matian menahan langkah kami dan sekaligus membuktikan eksistensi mereka,“ timpal bek tengah Philippe Senderos. (Berbagai sumber/Achmad Maulana)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NAV)
