medcom.id, Belo Horizonte: Aksi Nelly, seekor gajah di Jerman, yang memprediksi Jerman melaju ke final Piala Dunia 2014 seolah manasbihkan kekalahan telak Brasil 1-7 atas Jerman di Estadio Mineirao, Belo Horizonte, Rabu (9/7/2014) dini hari tadi.
Ramalan sang gajah tidak meleset. Nelly dihadapkan dengan dua gawang kosong yang diberikan bendera Brasil dan Jerman. Tim diramal kalah jika si Nelly memasukkan bola ke salah satu gawang. Seperti melakukan tendangan penalti, Nelly pun menendang bola ke gawang Brasil. Artinya Jerman diprediksi menang, dan tebakan Nelly tidak meleset.
Terkait kekalahan terbesar Brasil, ternyata bukan hanya terjadi di Piala Dunia 2014 saja. Tim samba pernah digunduli 0-6 oleh Uruguay di ajang South American Championship (kini bernama Copa America) tahun 1920. Artinya, ini menjadi kekalahan terburuk tim Samba setelah 94 tahun.
Ramalan Nelly maupun hasil di tahun 1920 memang tidak bisa dijadikan tolak ukur. Namun, legenda Brasil Pele, sebelumnya sempat mengatakan ada enam kandidat juara di Brasil. Anehnya, dari enam tim yang dipilihnya, tidak ada nama Brasil menjadi salah satu kandidat. Pele malah menjagokan Jerman dan Argentina --yang masih bertahan di Piala Dunia-- melaju ke final Piala Dunia 2014.
Pele juga memprediksi Jerman bakal tampil mati-matian demi meraih mahkota keempat mereka. Bahkan, Ia mengakui dua pemain Jerman, Thomas Muller dan Mezut Ozil menjadi pemain sangat berbahaya. Prediksi Pele juga benar dan tidak meleset!
Apakah tebakan dan ramalan itu kebetulan? Brasil dini hari tadi memang dikejutkan dengan lima gol tim Panser yang terjadi dalam waktu 20 menit. Diawali gol Thomas Muller di menit 11, empat gol beruntun kemudian dicetak Miroslave Klose (23'), Toni Kroos (24' dan 26') serta Sami Khedira (29').
Kehadiran Dante yang merumput di Bundesliga Jerman bersama Bayern Muenchen, justru menjadi titik lemah dan tidak bisa menggantikan peran Thiago Silva di jantung pertahanan Selecao --julukan timnas Brasil--. Belum lagi, lini tengah Brasil bermain tanpa determinasi tinggi.
Sejumlah gol Der Panzer berawal dari serangan sayap, sebelum bola dialirkan ke dalam jantung pertahanan Brasil. Permainan umpan satu dua Muller, Kheidera, Ozil dan Kross, juga membuat duet David Luiz-Dante seperti para pemain amatiran.
Meski memiliki banyak pemain yang bisa mencetak gol, ternyata hal itu dimanfaatkan betul oleh Die Mannschaft --julukan timnas Jerman--. Apalagi, transisi Maicon-Marcelo yang kerap naik ke depan justru membuat Luis Gustavo-Fernandinho, sering terlambat menutup lini pertahanan.
Banyak yang bilang, absennya Neymar da Silva sama seperti Pele pada Piala Dunia 1962. Kala itu, Pele cedera dan tidak memberikan sumbangsih kepada tim, namun Brasil tetap menang. Kini, sepak bola tetaplah sepak bola. sejarah tidak bisa mewakili tim yang menang di kemudian hari.
Kekalahan memalukan Brasil harus disadari bukan karena gudang sepak bola dunia itu mulai berkurang talenta dan gregetnya, tapi lebih kepada persiapan Piala Dunia yang tidak sepenuhnya didukung rakyat, dan bisa jadi merupakan 'kutukan' buat Brasil.(Christ Saputra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RIZ)