Tangkapan layar pemberitaan palsu dari media sosial
Tangkapan layar pemberitaan palsu dari media sosial

Cek Fakta

Jokowi Bertemu Partai Komunis Tiongkok Menjalin Kerja Sama Berbahaya? Ini Faktanya

Medcom Files Cek Fakta
Wanda Indana • 16 Oktober 2019 07:02
Sebuah pesan berantai memuat narasi Presiden Jokowi Widodo bertemu dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk menjalin kerja sama berbahaya, beredar di media sosial. Pesan itu mulai ramai beredar pada 21 September 2019.
 
Banyak akun di media sosial terutama Facebook yang membagikan pesan tersebut. Akun Amsb Lamandauw, salah satu akun yang ikut mengunggah kabar tersebut.
 

Jokowi Bertemu Partai Komunis Tiongkok Menjalin Kerja Sama Berbahaya? Ini Faktanya

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


 

Berikut narasi pesan berantai tersebut:
Pada Jumat pagi tanggal 20 September 2019 Presiden Jokowi bertemu dengan Kepala Hubungan Internasional Polit Biro Partai Komunis Cina, Song Tao di Istana Bogor. Dilanjutkan jamuan makan siang dengan Ketum PDIP Megawati di RM Li Feng Bunderan HI.
Song Tao mengucapkan selamat atas terpilih Jokowi dalam Pilpres "Sebagai sahabat baik untuk Indonesia, saya benar benar merasa bahagia" sambil memuji keberhasilan berbagai proyek. Song Tao yang didampingi Dubes Cina untuk Indonesia Xiao Qian menyampaikan pula bahwa Wakil Presiden Cina Wang Qishan akan hadir dalam acara pelantikan Jokowi bulan Oktober yang akan datang. Usai pertemuan dengan Ketum PDIP Megawati, Sekjen Hasto Kristiyanto yang mendampingi menyatakan bahwa pertemuan PKC-PDIP membahas kerjasama antara kedua partai politik dan mendukung kerjasama antar kedua bangsa. Menurut Hasto pertemuan siang ini merupakan kelanjutan dari pertemuan Song Tao dengan Presiden Jokowi. Dikemukakan PKC mengundang PDIP untuk mengadakan pertemuan 10 partai Asia pada bulan November 2019.
 
Pertemuan antar negara atau antar partai merupakan hal yang biasa. Akan tetapi pertemuan Partai Komunis Cina dengan Kepala Negara Republik Indonesia dan Partai Politik pemenang Pemilu cukup memprihatinkan. Kita adalah negara yang bukan saja melarang pengembangan faham komunis tetapi juga mewaspadai potensi pengembangan. Kerjasama dengan Partai Komunis Cina itu mengkhawatirkan dan mungkin membahayakan. Eratnya hubungan antar kedua negara yang menembus pada keeratan antar partai politik ini tengah mendapat sorotan rakyat.
 
Pertama, menjadi bukti terbentuknya poros Jakarta-Beijing. Fasilitasi bagian negara Indonesia untuk kepentingan "New Silk Road" nya China menggelisahkan rakyat. Dengan investasi dan invasi tenaga kerja maka hegemoni RRC bagai dibuka pintunya.
 
Kedua, sebagai Negara Komunis dengan diaspora bangsanya yang besar di Indonesia, maka misi ideologi komunis RRC via PKC dapat menunggangi kerjasama bisnis. Tidak dijamin kader-kader komunis tidak ada di berbagai instansi atau partai politik di Indonesia. "Screening" terhadap kemungkinan terpaparnya pegawai atau pejabat sangat longgar bahkan tidak prioritas.
 
Ketiga, "Duka September '65" seperti yang diabaikan. Sejarah kelam dicoba dihapus. September 65 adalah bulan intens komunikasi politik Jakarta-Peking. Omar Dhani bolak balik Jakarta-Peking merealisasikan tawaran PM Zou En Lay untuk memberi 100.000 pucuk senjata "Chung" bagi Angkatan Kelima. Berujung pada kudeta yang gagal 30 September.
 
Keempat, komunisme adalah faham radikal dan intoleran. Jika kebijakan politik menekankan pada program yang disebut "deradikalisasi" maka seharusnya bukan agama yang ditarget, tapi komunisme ini. Partai Komunis Cina bukan teman yang baik. Ia adalah partai radikal tak bertuhan dan tak berperikemanusian.
 
Sayang Pemerintahan Jokowi kurang atau tidak peka dengan sejarah bangsa Indonesia yang hampir celaka karena kerjasama erat dengan Partai Komunis Cina.
Sejarah itu selalu berulang, karenanya kita mesti belajar lebih cerdas dan serius.
Jika kebijakan "menantang" sudah nyata menjalin kerjasama berbahaya dengan Partai Komunis Cina, maka layak rakyat dan bangsa Indonesia waspada dan berteriak :
"Galang kekuatan, hancurkan anasir-anasir PKI".
Remember September !

 

 
Penelusuran Fakta:
Setelah dilakukan penelusuran, faktanya pertemuan antara Jokowi dengan Song Tao selaku Kepala Biro Hubungan Internasional dan Luar Negeri dari Partai Komunis Tiongkok adalah membahas tentang kerja sama ekonomi.
 
Seperti diwartakan Medcom.id pada artikel berjudul "Jokowi Terima Perwakilan Pemerintah Tiongkok" yang tayang pada Jumat, 20 September 2019, kedua negara sepakat untuk melanjutkan kerja sama perdagangan.
 
Disitat dari Detik.com, selain menemui Jokowi, dalam lawatannya ke Indonesia, Song Tao juga menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Tao bertemu dengan Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat 20 September 2019, malam hari.
 
Satu hari kemudian, Tao juga menemui Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Kedua pihak sepakat melanjutkan program pertukaran kader. Hal ini bertujuan agar para kader melakukan studi banding.
 
"Selama ini sudah terjadi pertukaran studi berjalan sejak lama antara PKT (Partai Komunis Tiongkok) dan Partai Golkar, kita rata-rata bisa mengirim kader ke sana (Tiongkok) 15 orang per tahun. Mereka punya kekuatan di studi pembangunan, di mana studi pembangunan itu mempunyai program untuk kesejahteraan dengan masyarakat," kata Airlangga seusai pertemuan di Hotel Shangri-La, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Sabtu 21 September 2019.
 
Program pertukaran kader ini untuk mendalami pelajaran terkait pembangunan dan kesejahteraan. Airlangga menilai Golkar dan Partai Komunis China sama-sama memiliki concern terkait pembangunan kesejahteraan masyarakat.
 

 
Kesimpulan:
Klaim yang menyebut pertemuan Jokowi dengan perwakilan pemerintah Tiongkok dan PKT untuk membahas rencana berbahaya tidak benar. Yang benar, kedua pihak bersepakat melanjutkan kerja sama di bidang ekonomi.
 
Selain menemui Jokowi, perwakilan Tiongkok juga menemui elit politik, seperti Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
 

Referensi:
https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/0kpVA4WN-jokowi-terima-perwakilan-pemerintah-tiongkok
https://news.detik.com/berita/d-4715968/selain-jumpa-jokowi-elite-partai-komunis-china-bertemu-prabowo
https://news.detik.com/berita/4715818/golkar-partai-komunis-china-sepakat-lanjutkan-pertukaran-kader
https://nasional.kompas.com/berita/17201411-megawati-soekarnoputri-bertemu-perwakilan-partai-komunis-china
 

Sumber:
https://www.facebook.com/search/top/?q=Partai%20Komunis%20China%20bertemu%20dengan%20Jokowi%20untuk%20menjalin%20kerjasama%20berbahaya%20serta%20galang%20kekuatan%20anasir-anasir%20PKI&epa=SEARCH_BOX
https://www.facebook.com/amsb.lamandauw
 


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(WAN)
LEAVE A COMMENT
LOADING
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan