Adalah akun facebook Dimu Anna yang turut mengunggah narasi tersebut, 30 November 2021. Berikut narasi selengkapnya:
"BUKTI bahwa "vaksin" COVID menyebabkan penyakit prion
OLEH ETHANH // 2021-11-29
Apa yang akan Anda baca membuat Steve Kirsch dari Dana Perawatan Dini COVID-19 secara permanen dilarang dari Twitter karena itu membuktikan bahwa "vaksin" yang diberikan untuk plandemic menyebabkan orang mengembangkan penyakit prion. Sebelum tembakan pertama kali diperkenalkan oleh pemerintahan sebelumnya sebagai bagian dari Operasi Kecepatan Warp, hampir tidak ada kasus penyakit prion. Sekarang, penyakit prion dengan cepat menjadi nama rumah tangga. "Tidak diragukan lagi vaksin mRNA menyebabkan penyakit prion," tulis Kirsch.
"Orang-orang tidak memiliki penyakit ini sebelum suntikan dan tiba-tiba mereka mengembangkannya setelah suntikan. Tidak ada penjelasan lain untuk ini." "Tidak ada 'pemeriksa fakta' yang bisa menjelaskan penyebab kelebihan tarif.
Penyakit prion tidak dapat disembuhkan dan selalu berakibat fatal. Anda bisa mati segera setelah 6 minggu setelah vaksinasi COVID." Twitter, sementara itu, mengatakan bahwa ini salah, meskipun kueri VAERS (Vaccine Adverse Event Reporting System) sederhana menunjukkan "kelebihan" kasus penyakit prion sejak suntikan mulai jatuh ke tangan orang.
Hanya beberapa jam setelah Kirsch men-tweet sebuah artikel dari "teman baiknya" Jessica Rose tentang masalah ini, para dewa Twitter menghapus akun Kirsch, termasuk semua kontennya selama 12 tahun terakhir yang dia sediakan untuk sekitar 75.000 pengikutnya. "Pesan saya telah dihapus," kata Kirsch. "Tidak ada kesempatan untuk mengunduh konten saya."
![[Cek Fakta] Vaksin Covid-19 Penyebab Penyakit Prion? Ini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Senin20des.png)
Benarkah demikian?
Penelusuran:
Dari penelusuran kami, klaim bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan terjadinya penyakit prion, tidak berdasar. Faktanya, tidak ada informasi resmi dan valid mengenai hal itu.
Di sisi lain, narasi senada juga sudah beredar pada awal 2021 lalu. Kala itu, vaksin Covid-19 disebut dapat menyebabkan penyakit prion, Alzheimer, ALS, dan penyakit neurodegeneratif lainnya.
Narasi itu berasal dari sebuah artikel yang diterbitkan dalam jurnal Microbiology & Infectious Diseases pada bulan Januari 2021 dengan penulis J. Bart Classen. Namun saat dikonfirmasi ulang oleh politifact.com, penulis tidak bisa memberi komentar lebih lanjut.
"Artikel penelitian tidak berdasar — ??tidak ada bukti bahwa vaksin virus corona menyebabkan penyakit Alzheimer, ALS, atau prion. Ketika kami menghubungi Classen untuk memberikan komentar, dia mengatakan bahwa makalahnya "berbicara dengan sendirinya," tulis politifact.com dalam laporannya yang dimuat pada 26 Februari 2021.
![[Cek Fakta] Vaksin Covid-19 Penyebab Penyakit Prion? Ini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Senin20des1.png)
Kesimpulan:
Klaim bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan terjadinya penyakit prion, tidak berdasar. Faktanya, tidak ada informasi resmi dan valid mengenai hal itu.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
![[Cek Fakta] Vaksin Covid-19 Penyebab Penyakit Prion? Ini Faktanya](https://cdn.medcom.id/images/library/images/Hoaks%20Misleading%20Content(132).jpeg)
Referensi:
https://www.politifact.com/factchecks/2021/feb/26/j-bart-classen/coronavirus-vaccine-doesnt-cause-alzheimers-als/
https://sains.kompas.com/berita/210200623-selain-di-otak-prion-pembawa-penyakit-menular-juga-bersarang-di-mata?page=all
https://www.facebook.com/groups/561631561541003/posts/628776071493218
*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016