Tangkapan layar informasi keliru yang beredar di media sosial
Tangkapan layar informasi keliru yang beredar di media sosial

Fakta atau Hoaks

[Cek Fakta] Indonesia Obral Murah Batubara ke Tiongkok Seharga Rp103 Ribu per Ton? Ini Faktanya

Medcom Files batu bara Luhut Pandjaitan Cek Fakta
M Rodhi Aulia • 04 Desember 2020 11:13
Beredar sebuah narasi bahwa pihak Republik Indonesia (RI) mengobral murah batubara hanya Rp103 ribu per ton. Narasi ini beredar melalui media sosial.
 
Adalah akun facebook Abu Fahri yang turut mengunggah narasi tersebut, Selasa 1 Desember 2020. Berikut narasi selengkapnya:
 
"Meributkan Ha-eR-eS padahal sedang terjadi obral murah batu bara RI ke China hanya Rp. 103ribu/ton.
Padahal harga kontrak futures batu bara termal Newcastle di level US$ 70/ton. SDA kita diobral murah. Terlalu murah.
Ustadz Iwan Januar
Follow us @indo.bersyariah
#sumberdayaalam #batubara #tambangbatubara #tambang #nkri #islamkaffah."

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


 
Unggahan ini ramai direspons warganet. Terdiri dari 97 emotikon, 22 komentar dan 316 kali dibagikan. Di kolom komentar, ada warganet yang menuding terjadi perampokan besar-besaran.
[Cek Fakta] Indonesia Obral Murah Batubara ke Tiongkok Seharga Rp103 Ribu per Ton? Ini Faktanya
 

Penelusuran:
Dari penelusuran tim Cek Fakta Medcom.id, klaim bahwa RI melakukan obral murah batubara hanya Rp103 ribu per ton, adalah salah. Faktanya, harga per ton batubara lebih dari angka tersebut.

"Mana mungkin batubara dijual harga segitu," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA) Hendra Sinadia kepada Medcom.id, Rabu 2 Desember 2020.


Hendra menduga anggapan tersebut berasal dari penandatanganan kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok pada Rabu 25 November 2020 secara virtual. Kerjasama itu terkait peningkatan ekspor batubara dari Indonesia ke Tiongkok.
 
Dalam kesempatan ini, pihak APBI yang dipimpin Pandu Sjahrir dan CCTDA (China Coal Transportation and Distribution) menandatangani pembelian kontrak batubara untuk tahun 2021. Kedua pihak berkomitmen mengimplementasikan isi kontrak dengan jangka waktu kerjasama selama 3 tahun dan nilai kesepakatannya sebesar 1,46 miliar dolar Amerika Serikat atau Rp20,6 triliun.

"Nilai kesepakatan antara perusahaan-perusahaan yang hadir pada saat penandatanganan kerjasama tersebut bernilai USD 1,46 miliar atau senilai Rp20,6 triliun, yang merupakan bagian dari kesepakatan untuk meningkatkan kerjasama antara kedua negara untuk mencapai volume perdagangan batubara 200 juta ton di tahun 2021," bunyi siaran pers yang diunggah di situs resmi pada 26 November 2020.


[Cek Fakta] Indonesia Obral Murah Batubara ke Tiongkok Seharga Rp103 Ribu per Ton? Ini Faktanya
 

Hendra menduga di sini letak awal kesalahpahaman. Hendra menilai para pihak yang menyimpulkan RI obral murah harga batubara Rp103 ribu per ton tidak membaca penjelasan atau siaran pers secara utuh.
 
Di dalam siaran pers itu tertulis kata "mencapai" dalam kalimat "....kerjasama antara kedua negara untuk mencapai volume perdagangan batubara 200 juta ton di tahun 2021". Artinya, kedua negara sepakat mencapai target volume perdagangan batubara sebanyak 200 juta ton pada 2021.

"Ada beberapa media yang nulis yang langsung menggampangkan membagi USD 1,4 miliar atau Rp20,6 triliun dengan 200 juta ton," ungkap Hendra.


Kami juga menghitung melalui kalkulator Google. Ketika Rp20,6 triliun dibagi 200 juta ton, maka hasilnya 103 ribu. Sehingga narasi obral murah batubara hanya Rp103 ribu ton muncul dan beredar di tengah masyarakat.
 

[Cek Fakta] Indonesia Obral Murah Batubara ke Tiongkok Seharga Rp103 Ribu per Ton? Ini Faktanya
 

Hendra menegaskan, itu adalah kesalahpahaman. Sebab, angka USD 1,4 miliar atau Rp20,6 triliun itu adalah nilai yang disepakati sejumlah perusahaan yang hadir dalam penandatanganan tersebut.
 
Kedua belah pihak sepakat untuk menargetkan ekspor 200 juta ton. Namun nilai uang yang disepakati pada saat itu bukan untuk ekspor batubara sebanyak 200 juta ton.

"Nah 200 juta ton itu kan harapan dari kedua belah pihak. Yang nantinya kan juga itu B to B (business to business) atau antarperusahaan. Kalau terealisasi, ya alhamdullilah. Intinya, kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan perdagangan," tegas Hendra.


Saat disinggung soal riilnya harga batubara per ton, Hendra enggan merinci lebih lanjut. Hendra memastikan harga per ton jauh lebih tinggi dari narasi yang beredar.

"Untuk harga itu B to B pak, kami di asosiasi pun juga tidak tahu berapa harga yang dijual masing-masing perusahaan. Itu rahasia dapur mereka," tegas Hendra.

Dampak Covid-19
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan turut menyaksikan dan memberi sambutan penandatanganan kerjasama tersebut. Luhut mengapresiasi kerjasama tersebut.

"Kerjasama ini sebagai salah satu langkah dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia pasca dampak pandemi covid-19," kata Luhut dalam laporan APBI-ICMA.


Luhut menjelaskan Indonesia kini sedang menggalakkan program hilirisasi batubara. Program ini diyakini langka maju untuk mendorong perekonomian dan energi hijau.

"Sehingga kebijakan hilirisasi batubara ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang investasi bagi investor dari Tiongkok yang dikenal sudah sangat maju dalam penguasaan teknologi pengolahan batubara termasuk gasifikasi," terang Luhut.


Pandu Sjahrir, Ketua Umum APBI-ICMA mengapresiasi dukungan dari pemerintah dalam mendorong kerjasama perdagangan dan investasi di sektor batubara. Pandu menilai industri batubara ini berkontribusi signifikan bagi penerimaan negara dan ketahanan energi nasional.
 
Dalam kerjasama ini, lanjut Pandu, juga diperlukan penetapan indeks harga yang dapat dinegosiasikan secara berkala sebagai harga acuan impor batubara ke Tiongkok dari Indonesia. Pandu berharap kesepakatan ini memberikan manfaat bagi pelaku industri batubara dalam kepastian ekspor batubara RI ke Tiongkok sehingga akan menjadi sentimen positif dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional Indonesia.
 

Kesimpulan:
Klaim bahwa RI melakukan obral murah batubara hanya Rp103 ribu per ton, adalah salah. Faktanya harga per ton batubara lebih dari angka tersebut.
 
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis false context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
 

[Cek Fakta] Indonesia Obral Murah Batubara ke Tiongkok Seharga Rp103 Ribu per Ton? Ini Faktanya
 

Referensi:
Wawancara dengan Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA) Hendra Sinadia
https://www.apbi-icma.org/news/4087/press-release-apbi-ri-tiongkok-perkuat-kerjasama-investasi-perdagangan-batubara
https://archive.md/ieCFR
https://archive.md/nrVJk
 

*Kami sangat senang dan berterima kasih jika Anda menemukan informasi terindikasi hoaks atau memiliki sanggahan terhadap hasil pemeriksaan fakta, kemudian melaporkannya melalui surel cekfakta@medcom.id atau WA/SMS ke nomor 082113322016
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(DHI)
LEAVE A COMMENT
LOADING
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan