Medcom.id menggelar kegiatan diskusi teknologi Tech Talk bertema AI Ethic di Jakarta, pada Kamis, 23 November 2023 (Foto: Medcom.id/Daniel Christian Duta Erlangga)
Medcom.id menggelar kegiatan diskusi teknologi Tech Talk bertema AI Ethic di Jakarta, pada Kamis, 23 November 2023 (Foto: Medcom.id/Daniel Christian Duta Erlangga)

Medcom.id Kembali Gelar Tech Talk, Ulas Pentingnya Menerapkan dan Memanfaatkan AI yang Beretika dan Bertanggung Jawab

Patrick Pinaria • 27 November 2023 09:30
Jakarta: Medcom.id kembali menggelar kegiatan diskusi teknologi AI (artificial intelligence), Tech Talk. Diskusi kali ini mengusung tema AI Ethic.
 
Tech Talk digelar di Gedung BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Jakarta, pada Kamis, 23 November 2023. Ini merupakan Tech Talk kedua yang diselenggarakan Medcom.id. Pertama kali, kegiatan ini digelar pada 13 Agustus 2023 sekaligus memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas).
 
Berbeda dengan edisi pertama, Tech Talk kali ini mengusung tema AI Ethic. Kegiatan tersebut juga digelar untuk menyambut HUT ke-6 Medcom.id.

Gelaran kedua Tech Talk ini bekerjasama dengan IBM Indonesia dan mendapat dukungan penuh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Riset dan Inovasi (BRIN), Microsoft, dan XL Axiata.
 
Para petinggi dari lembaga dan perusahaan itu pun hadir dalam acara ini, yakni Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, Kepala Pengembangan SDM Kominfo Hary Budiarto, President Director IBM Indonesia Roy Kosasih, Director Government Affairs Microsoft Indonesia & Brunei Darussalam Ajar Edi, serta Direktur Chief & Enterprise Business and Corporate Affairs Office XL Axiata Yessy Yosetya.
 
Dalam sambutannya Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan sejumlah pesan penting terkait etika AI. Ia menilai etika kecerdasan atau AI di Indonesia memerlukan rekomendasi kebijakan guna mengembangkan regulasi baru bagi masyarakat. Tujuannya, mencegah berbagai dampak negatif AI seperti penyusupan data privasi dan pelanggaran norma kehormatan data. Laksana pun menyinggung terkait perbaikan pengelolaan data penipuan online.
 
Baca juga: Bicara Soal Etika di Ranah Artificial Intelligence

 
"Di satu sisi, kita ingin membangun peraturan yang strategic mengingat peluang di mana orang bisa berkreasi dan sebagainya tetapi di sisi lain kita juga mencegah dampak-dampak negatif yang dikeluarkan dari AI seperti privasi, kehormatan pada norma di masyarakat misalnya," ujar Laksana.
 
"Saat ini, itu yang paling krusial di Indonesia. Kalau di BRIN itu sumber big data terbesar di Indonesia itu hampir 65 persen dari BRIN seperti big data dari seluruh koleksi hayati kemudian ada yang terkait genetik struktur protein dan itu big data yang luar biasa," lanjutnya.
 
Sementara itu, Kepala Pengembangan SDM Kemenkominfo Hary Budiarto mengungkapkan pihaknya terus melakukan upaya mendukung perkembangan teknologi AI di Tanah Air. Termasuk membentuk kelompok kerja kecerdasan buatan yang dipimpin oleh Menteri Komunikasi dan Informatikan Budi Arie Setiadi.
 
Medcom.id Kembali Gelar Tech Talk, Ulas Pentingnya Menerapkan dan Memanfaatkan AI yang Beretika dan Bertanggung Jawab
(Foto: Medcom.id/Daniel Christian Duta Erlangga)
 
Harry berharap berbagai inisiasi dan inovasi dalam sektor kecerdasan buatan dapat diterima oleh masyarakat. Harapan ini juga sejalan dengan survei IPSOS per Mei 2023. Di mana Indonesia bertengger sebagai negara paling optimis akan manfaat teknologi AI dengan nilai mencapai 78 persen.
 
"Di satu sisi, kita tidak ingin terlalu mengatur karena ini kan banyak peluang di mana orang bisa berkreasi dan sebagainya, tetapi di sisi lain kita juga mencegah dampak-dampak negatif yang dikeluarkan dari AI seperti privasi, dan kehormatan pada norma di masyarakat. Saat ini yang paling krusial di Indonesia. Kalau di BRIN itu sumber big data terbesar di Indonesia itu hampir 65 persen dari BRIN seperti big data dari seluruh koleksi hayati, kemudian ada yang terkait genetik struktur protein dan itu big data yang luar biasa," ujar Laksana.
 
Semangat serupa dalam pemanfaatan teknologi AI di Indonesia juga dituturkan Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih.
 
Pada acara diskusi tersebut, Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih berkesempatan hadir sebagai narasumber. Ia memaparkan sejumlah wawasan penting yang mengusung tema 'Menavigasi Transformasi Digital di Indonesia dengan AI yang Bertanggung Jawab'.
 
Medcom.id Kembali Gelar Tech Talk, Ulas Pentingnya Menerapkan dan Memanfaatkan AI yang Beretika dan Bertanggung Jawab
Presiden Direktur IBM Indonesia Roy Kosasih (Foto: Medcom.id/Daniel Christian Duta Erlangga)
 
Jika kita melihat lanskap bisnis saat ini, teknologi hybrid cloud and AI adalah 2 teknologi paling utama yang dapat membantu bisnis di Indonesia untuk dapat terus berkembang dan meningkatkan daya saing di era ekonomi digital.
 
Namun, Roy juga menekankan pentingnya untuk beretika dalam memanfaatkan teknologi AI. Tujuannya, untuk membangun kepercayaan masyarakat dan juga perusahaan terhadap teknologi tersebut. Hal inilah yang sedang dilakukan IBM.
 
“Dalam penerapannya, kebutuhan AI dalam perusahaan sangatlah unik”, ujar Roy.
 
Oleh karena itu, IBM menghadirkan watsonx, platform AI siap pakai olrh perusahaan-perushaan di Indonesia untuk mengatasi tantangan penskalaan dan operasionalisasi AI serta menjembatani kesenjangan antara teknologi AI dan hasil bisnis.
 
IBM AI dibangun untuk bisnis yang terbuka, akurat, mudah beradaptasi, dan terukur.
 
Platform IBM watsonx memberdayakan pelaku bisnis untuk mengembangkan dan menerapkan model AI sambil mengatasi masalah transparansi, privasi, dan kepatuhan terhadap peraturan.
 
Melalui platform IBM watsonx, bisnis akan memiliki akses ke perangkat, teknologi, infrastruktur, dan keahlian konsultasi untuk membangun model AI mereka sendiri dan menerapkannya dalam skala besar di lingkungan yang lebih tepercaya dan terbuka untuk mendorong kesuksesan bisnis.
 
Bagi IBM, 5 pilar kepercayaan sangat penting untuk membangun sistem AI yang beretika dan dapat dipercaya: kemampuan menjelaskan, keadilan, ketahanan, transparansi, dan privasi.
 
“Pendekatan otomatis IBM terhadap tata kelola membantu para pelaku bisnis untuk mengarahkan, mengelola, dan memantau aktivitas AI organisasi mereka.”
 
“Namun potensi transformatif AI tak luput dengan tantangannya” ujar Roy.
 
“Studi CEO IBM pada tahun 2023 mengungkapkan hambatan utama yang masih menghambat perusahaan dalam memanfaatkan AI. Hal ini termasuk kurangnya keterampilan dan keahlian AI yang diperlukan,” tambahnya.
 
Dalam hal memenuhi kebutuhan mendesak akan kesiapan talenta digital, IBM berkomitmen untuk memberikan keterampilan baru kepada 30 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2030.
 
Sejalan dengan komitmen tersebut, IBM telah membuka IBM Academy for Hybrid Cloud and AI untuk membantu mempercepat aspirasi Peta Jalan Ekonomi Digital Indonesia untuk menjadi yang terdepan dalam pengembangan keterampilan teknis dan profesional di Asia Tenggara.
 
IBM menghadirkan pendidikan berbasis pengetahuan yang terkini, sertifikasi kompetensi dan dukungan berkelanjutan terhadap keterampilan profesional yang dibutuhkan oleh industri melalui IBM Academy for Hybrid Cloud dan AI.
 
Berlokasi di Nongsa Digital Park dan dioperasikan oleh Infinite Learning, kami menyediakan pelatihan AI, hybrid cloud, dan keamanan siber dari program IBM SkillsBuild dan Red Hat. Kurikulum yang ditawarkan oleh Akademi juga akan menjadi bagian dari program Kampus Merdeka Kementerian Pendidikan yang tersedia bagi seluruh mahasiswa di seluruh Indonesia.
 
Melalui platform ini, IBM menyediakan konten pembelajaran dan sertifikasi gratis tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi pendidik di institusi untuk memanfaatkan modul, pembelajaran berbasis proyek, dan alat pembelajaran tertanam kami, termasuk perangkat lunak tingkat perusahaan untuk pengalaman pembelajaran mendalam yang ekstensif.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)




BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan