Belakangan, frasa “Eat the Rich” ramai berseliweran di lini masa media sosial.
Belakangan, frasa “Eat the Rich” ramai berseliweran di lini masa media sosial.

Mengenal Eat the Rich yang Jadi Perbincangan di Media Sosial

Arif Wicaksono • 15 September 2025 17:38
Jakarta: Belakangan, frasa Eat the Rich ramai berseliweran di lini masa media sosial
 
Mulai dari meme, komentar pedas, hingga diskusi serius soal ketimpangan ekonomi, istilah ini seolah jadi jargon baru netizen untuk menyindir para kaum superkaya.
 
Baca juga: Cara Mengatasi Tidak Bisa Telepon dan Video Call

Namun, dari mana sebenarnya istilah ini berasal?
 
Eat the Rich bukan sekadar kalimat sinis. Ungkapan ini pertama kali muncul dari pemikir Prancis era Revolusi, Jean-Jacques Rousseau, yang konon mengatakan “When the people shall have nothing more to eat, they will eat the rich.”

Kalimat tersebut menggambarkan kemarahan rakyat miskin terhadap segelintir orang kaya yang hidup berlimpah di tengah krisis.
 
Di era modern, frasa ini berubah menjadi simbol protes terhadap ketimpangan sosial dan ekonomi. 
 
Netizen sering memakainya untuk menyoroti gaya hidup hedon selebritas, pejabat, atau konglomerat, terutama saat ditampilkan di tengah kondisi banyak orang yang sedang kesulitan.

Meme satir 

Di platform seperti TikTok, Twitter (X), dan Instagram, Eat the Rich kerap muncul dalam bentuk meme satir: mulai dari foto jet pribadi, pesta mewah, hingga tagihan belanja fantastis, semuanya dibubuhi caption sindiran agar “orang kaya dimakan saja.”
 
Meski terdengar ekstrem, pada dasarnya istilah ini bukan ajakan literal untuk melakukan kekerasan. Sebaliknya, ia menjadi bahasa perlawanan simbolis yang menuntut keadilan dan kesetaraan, terutama soal distribusi kekayaan.
 
Fenomena viral Eat the Rich menunjukkan satu hal: di balik layar ponsel, banyak orang yang resah melihat jurang antara yang punya segalanya dan yang berjuang untuk kebutuhan sehari-hari.

Sindiran Ketimpangan 

Belakangan ini, frasa Eat the Rich ramai muncul di lini masa media sosial Indonesia. Ungkapan ini kerap dipakai netizen saat melihat berita tentang gaya hidup mewah, mulai dari koleksi tas branded, pesta ulang tahun miliaran rupiah, hingga parade mobil sport di tengah jalanan macet.
 
Di Indonesia, Eat the Rich makin relevan ketika publik menyoroti jurang antara yang kaya dan yang miskin. 
 
Bayangkan, di satu sisi ada generasi muda yang berjuang dengan gaji UMR dan cicilan, di sisi lain beredar konten flexing harta dari selebgram hingga pejabat publik. Fenomena ini langsung jadi bahan sindiran dengan tagar Eat the Rich yang merajai kolom komentar.
 
Meme dan cuitan bertema Eat the Rich  pun dengan cepat menyebar. Misalnya, foto antrean panjang subsidi beras dibandingkan dengan foto koleksi jam tangan mewah, atau video satire soal gaya hidup high class yang dipamerkan di TikTok. Semua itu mencerminkan keresahan yang sebenarnya serius: ketidakadilan sosial dan distribusi kekayaan yang timpang.
 
Jadi, ketika istilah ini viral di Indonesia, ia lebih dari sekadar lelucon. Eat the Rich menjadi cara baru netizen menyuarakan kritik di tengah inflasi, harga kebutuhan pokok naik, dan lapangan kerja semakin ketat, pamer kekayaan justru bisa memantik amarah publik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan