SpaceX berhasil mengalahkan United Launch Alliance, perusahaan joint venture antara Boeing dan Lockheed Martin, yang menawarkan untuk menggunakan roket Delta 4 mereka untuk mengirimkan satelit militer tersebut ke luar angkasa.
Salah satu alasan perusahaan-perusahaan diadu untuk bersaing mendapatkan kontrak dari pemerintah AS adalah untuk menekan biaya.
Missile System Center Commander, Letnan Jenderal Air Force Space, John Thompson berkata bahwa SpaceX memenangkan kontrak karena mereka bisa memastikan pemerintah memiliki akses ke luar angkasa dengan harga yang terjangkau, lapor The Verge.
Rata-rata biaya pengiriman untuk Delta 4 mencapai USD350 juta (Rp5 triliun), menurut SpaceNews. Sementara roket pengangkut beban berat dari NASA belum dibuat.
Dengan memberikan kontrak ini pada SpaceX, Angkatan Udara AS menunjukkan kepercayaan mereka pada roket SpaceX yang baru diluncurkan satu kali. Falcon Heavy pertama kali diluncurkan pada Februari.
Meskipun salah satu booster dari roket itu gagal mendarat, proses peluncuran berjalan lancar.
"SpaceX bangga dengan keputusan Angkatan Udara untuk menggunakan Falcon Heavy untuk meluncurkan AFSPC-52," kata President dan COO SpaceX, Gwynne Shotwell dalam sebuah pernyataan resmi.
"Saya ingin berterima kasih pada Angkatan Udara atas kepercayaannya pada Falcon Heavy, memberikan misi penting ini pada kami dan untuk kepercayaan mereka pada perusahaan kami."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News