Pertarungan antara NVIDIA dengan AMD memasuki babak baru di tahun 2016 ini
Pertarungan antara NVIDIA dengan AMD memasuki babak baru di tahun 2016 ini

Kaleidoskop Teknologi 2016

Babak Baru Pertarungan AMD vs NVIDIA

Riandanu Madi Utomo • 05 Desember 2016 12:49
medcom.id, Jakarta: Tahun 2016 menandai babak baru dalam pertarungan teknologi kartu grafis antara AMD dan NVIDIA. AMD yang dulu selalu "mudah ditepis" NVIDIA, mulai melakukan perlawanan yang cukup serius.
 

Bermula dari Virtual Reality


Pertarungan antara AMD dan NVIDIA pada tahun 2016 lebih panas dari tahun-tahun sebelumnya berkat teknologi Virtual Reality (VR) yang kian populer. Tahun 2016, --juga dikenal dengan tahun bangkitnya kembali teknologi VR-- konsumen mengenal dua kacamata VR paling canggih: Oculus Rift dan HTC Vive. Keduanya hadir untuk PC dan membutuhkan kartu grafis khusus agar bisa berjalan dengan baik.
 
NVIDIA memanfaatkan situasi tersebut dengan merilis daftar kartu grafis yang siap untuk menjalankan sistem VR Oculus Rift dan HTC Vive. Mereka melabelinya dengan "VR Ready". Berbagai produk, dari PC, laptop, hingga kartu grafis kini telah memiliki label VR Ready.
 
Babak Baru Pertarungan AMD vs NVIDIA
NVIDIA mulai hadirkan sertifikasi VR Ready pada awal tahun 2016

Saat pertama kali dikenalkan pada awal tahun 2016, program VR Ready hanya terdiri-dari beberapa kartu grafis kelas atas saja, seperti GTX 980 dan GTX 980 Ti. Daftar kartu grafis yang masuk ke program VR Ready kemudian bertambah setelah NVIDIA memperkenalkan GTX 1080 dan GTX 1070 pada bulan Mei dan Juni 2016, namun keduanya tetap merupakan kartu grafis kelas atas yang dibanderol dengan harga tinggi.

Momen tersebutlah dimanfaatkan secara cerdik oleh AMD dengan merilis kartu grafis terjangkau. Melalui program Radeon Rebellion, AMD merilis Radeon RX 480 sebagai kartu grafis yang mewakili AMD di garda terdepan teknologi VR. Keunggulan RX 480 adalah harganya. Kartu grafis yang dirilis pada saat ajang pameran Computex 2016 ini hadir dengan harga USD199 untuk versi terendah, atau sepertiga dari kartu grafis GTX 1080 yang mencapai USD599.
 
Melalui RX 480, AMD berharap bisa mencuri pangsa pasar NVIDIA di kelas menengah yang sebenarnya merupakan pangsa pasar terbesar dari PC gaming. AMD juga mengaku menyasar gamer dengan daya beli kartu grafis di bawah USD300 yang jumlahnya mencapai 80 persen dari seluruh gamer PC.
 
Babak Baru Pertarungan AMD vs NVIDIA
Senior Vice President sekaligus Chief Architect, Radeon Technologies Group, Raja Koduri, perlihatkan Radeon RX 480 saat Computex 2016

Momentum peluncuran RX 480 juga sangat tepat. Pada saat itu, NVIDIA sama sekali belum merilis kartu grafis kelas menengah, sehingga AMD bisa menggerogoti pasar gamer kelas menengah dengan sangat leluasa. Selain itu, RX 480 juga memiliki performa yang sangat baik. Kartu grafis ini mampu tampil dengan performa hingga dua kali lipat lebih kencang dari Radeon R9 380 yang merupakan pendahulunya. Saat ini, RX 480 masih menjadi kartu grafis terbaik yang telah kami uji selama ini.
 
Sebagai kartu grafis kelas menengah, RX 480 memang tak sekencang GTX 1070 atau bahkan GTX 1080. Selisih performanya juga bisa dibilang cukup jauh. Meski demikian, RX 480 sangat menarik karena harganya sangat terjangkau jika dibandingkan dengan performa yang ditawarkannya. Bahkan, penggunaan dua kartu grafis RX 480 bisa menghasilkan performa yang hampir sama dengan GTX 1080, dengan harga yang tetap lebih murah.
 

NVIDIA Tidak Tinggal Diam


Tentu saja NVIDIA tak tinggal diam melihat pasarnya digerogoti RX 480. Tak lama setelah perlisan RX 480 di pasar, NVIDIA memperkenalkan GTX 1060 sebagai penantang utama. Sama seperti RX 480, GTX 1060 juga hadir dalam dua varian memori. Bedanya, jika RX 480 hadir dengan memori 4GB dan 8GB, GTX 1060 justru hadir dengan memori 6GB dan 3GB. Kartu grafis ini juga diklaim telah mendukung teknologi VR dan tentu saja hadir dengan label VR Ready.
 
GTX 1060 bisa dikatakan sebagai kartu grafis yang dirancang khusus agar fans NVIDIA tidak berpaling ke RX 480 milik AMD. Dengan memori yang lebih kecil, GTX 1060 lebih mahal ketimbang RX 480, yaitu USD299 untuk versi 6GB. Harga tersebut lebih mahal dari RX 480 versi 8GB yang dibanderol hanya USD229.
 
Babak Baru Pertarungan AMD vs NVIDIA
Perbandingan GTX 1060 dengan RX 480

Namun, NVIDIA menjanjikan performa keseluruhan yang lebih baik melalui GTX 1060. Di pengujian yang kami lakukan, GTX 1060 mampu tampil lebih baik dari RX 480, meski memorinya lebih kecil. Ini membuat pertarungan antara NVIDIA dan AMD menjadi berimbang kembali.
 
Persaingan kemudian dilanjutkan AMD dengan merilis RX 470 dan RX 460 untuk kelas gamer menengah dan pemula. RX 470 memiliki spesifikasi dan konfigurasi performa yang mirip dengan RX 480, namun tidak dioptimalisasi secara khusus untuk teknologi VR. Sementara RX 460 menyasar pengguna pemula yang memiliki dana terbatas. Kartu grafis ini juga menyasar para pemain e-sport (lihat laporan lengkap kami mengenai e-sport di sini) yang pasarnya berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.
 
Kehadiran dua kartu grafis tersebut dibalas NVIDIA dengan merilis GTX 1050 dan 1050 Ti pada September lalu. Menariknya, meski menggunakan satu seri nama, GTX 1050 dan GTX 1050 Ti merupakan dua kartu grafis yang sangat berbeda. Keduanya ditenagai GPU yang tak sama, sehingga perbedaan performanya juga cukup signifikan.
 

Pascal vs Polaris


Selain teknologi VR, salah satu faktor yang membuat 2016 merupakan tahun panas bagi pasar kartu grafis adalah munculnya kartu grafis generasi baru yang menggunakan chip grafis (GPU) dengan arsitektur baru. NVIDIA hadir dengan GPU Pascal dengan arsitektur 16nm, sedangkan AMD mengandalkan GPU Polaris yang menggunakan arsitektur 14nm. Keduanya menjanjikan lompatan performa yang sangat siginifikan dari generasi sebelumnya.
 
Babak Baru Pertarungan AMD vs NVIDIA
Arsitektur Pascal dari NVIDIA

Pascal dan Polaris sangat berbeda dengan GPU generasi sebelumnya yang masih mengandalkan arsitektur 28nm. Dengan merombak arsitektur yang digunakan menjadi 16nm untuk Pascal dan 14nm untuk Polaris, kartu grafis generasi baru yang tampil di tahun 2016 memiliki performa yang lebih baik, namun dengan konsumsi daya yang lebih rendah.
 
Lalu mana yang lebih baik, Pascal atau Polaris? Sangat sulit untuk menentukannya karena keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Kartu grafis dengan GPU Pascal lebih mengandalkan berbagi fitur eksklusif seperti NVIDIA Game Ready. Sementara kartu grafis dengan GPU Polaris menjanjikan performa lebih baik di game DirectX 12 dan Vulkan, API grafis dari AMD yang bersifat open-source.
 
Babak Baru Pertarungan AMD vs NVIDIA
Arsitektur Polaris dari AMD

Secara teknologi arsitektur, Polaris memang bisa dikatakan lebih canggih dari Pascal karena dibuat dengan menggunakan teknologi pemrosesan 14nm FinFET. Artinya, satu transistor di GPU Polaris memiliki ukuran 14nm, atau 2nm lebih kecil dari transistor yang ada di GPU Pascal. Itu artinya dengan besar GPU yang sama, Polaris memiliki transistor yang lebih banyak dari Pascal.
 
Secara teori, semakin banyak jumlah transistor pada sebuah GPU, maka performanya akan semakin kencang. Ini merupakan keunggulan Polaris karena AMD bisa menyematkan transistor lebih banyak dari NVIDIA dengan GPU Pascal-nya. 
 

Melirik Pasar Lainnya


Pasar PC gaming bukanlah satu-satunya area pertempuran AMD dan NVIDIA. Penggunaan GPU yang semakin meluas membuat keduanya mulai aktif di pasar lainnya, seperti pasar kartu grafis profesional, server dan data center, pasar gaming di konsol, hingga otomotif.
 
Tahun 2016, divisi Radeon Technologies Group milik AMD merilis banyak produk dan inovasi, termasuk GPU Polaris dan kartu grafis Radeon RX 480. Namun diam-diam divisi tersebut juga getol merilis produk baru untuk pasar kartu grafis profesional. Beberapa produk barunya adalah kartu grafis Radeon Pro yang baru dirilis beberapa waktu yang lalu. 
 
Babak Baru Pertarungan AMD vs NVIDIA
Radeon Pro SSG memiliki memori 1TB

AMD juga menghadirkan inovasi baru berupa kartu grafis kelas profesional yang menggunakan memori berupa SSD 1TB. Kartu grafis bernama Radeon Pro SSG tersebut saat ini masih merupakan kartu grafis dengan memori terbesar di pasar. Ia memang bukan untuk pengguna biasa. Radeon Pro SSG ditujukan untuk pengguna profesional yang membutuhkan kartu grafis dengan memori super besar, seperti untuk mendukung produksi film animasi.
 
Hingga saat ini, AMD juga masih menguasai pasar konsol. Dua konsol game besar, Xbox One dan PlayStation 4 masih menggunakan GPU dari AMD. Bahkan, konsol generasi baru seperti PlayStation 4 Pro dan Xbox One Scorpio masih menggunakan GPU AMD.
 
Bukan berarti seluruh pasar konsol dikuasai AMD. NVIDIA mulai bergerak dengan menggandeng Nintendo. Konsol Nintendo baru, Switch akan menggunakan GPU NVIDIA. Jika Switch berhasil di pasar, ini bisa menjadi langkah awal NVIDIA untuk merebut dominasi AMD dsi pasar konsol.
 
Babak Baru Pertarungan AMD vs NVIDIA
CEO NVIDIA Jen-Hsung Huang bersama CEO Tesla Motors Elon Musk (NVIDIA)

Menariknya, NVIDIA juga kini melebarkan sayap ke pengembangan sistem komputasi visual yang sangat berguna untuk sistem mobil otonom. Bahkan, beberapa waktu lalu, NVIDIA telah menjalin kerja sama dengan beberapa pemain besar di industri mobil otonom, termasuk Tesla Motors.
 
Usaha ekspansi pasar baru tersebut membuat saham NVIDIA naik tajam hingga 30 persen sepanjang Q3 2016. Satu hal yang unik dalam persaingan antara AMD dan NVIDIA tahun ini adalah keduanya mulai merambah ke pasar baru yang sama sekali tidak berbenturan satu dengan yang lain. 
 
Hal tersebut membuat AMD dan NVIDIA bisa sama-sama meningkatkan pendapatannya di tahun ini. Karena itu, tak mengherankan jika nilai saham keduanya terus positif.
 

Masa Depan AMD vs NVIDIA


AMD dan NVIDIA masih akan terus bertarung memperebutkan pangsa pasar, terutama kartu grafis PC. Keduanya masih memiliki kartu grafis lain yang baru akan diumumkan tahun depan.
 
NVIDIA, misalnya, masih belum mengumumkan GTX 1080 Ti yang dikabarkan memiliki memori GDDR5X sebesar 10GB. Sementara AMD masih belum merilis kartu grafis kelas atas yang akan menjadi penerus dari kartu grafis seri Radeon Fury, serta Radeon RX 490 yang kabarnya akan dirilis awal tahun depan.
 
Babak Baru Pertarungan AMD vs NVIDIA
 
Tak seperti tahun ini, tahun 2017 suhu persaingan antara AMD dan NVIDIA diperkirakan akan mereda. Perang teknologi selanjutnya akan bergerak ke arah prosesor PC, di mana Intel dan AMD siap bersaing melalui produk terbarunya. Intel dengan prosesor Kaby Lake, dan AMD dengan prosesor Zen. Siapa yang menang? Kita tunggu saja kedatangannya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan