Keputusan tersebut diumumkan oleh CEO Nicholas Woodman dalam laporan keuangan pada investor pada hari Kamis lalu. Namun, dia tidak memberikan informasi lebih detail mengenai kapan kamera itu dirilis. Dalam acara itu, Woodman juga menjelaskan bahwa GoPro akan masuk ke beberapa sektor lain, seperti VR (Virtual Reality).
Seperti yang disebutkan oleh Digital Trends, selama ini, kamera action buatan dari GoPro diluncurkan setiap 2 tahun sekali. Hero3 dirilis pada 2012, Hero4 pada 2014 dan Hero5 pada 2016. Ketiganya diumumkan pada bulan Oktober.
Namun, antara Hero4 dan Hero5, penjualan kamera GoPro mulai menurun karena pesaing yang berhasil memberikan penawaran yang lebih menarik.
Saat diluncurkan, Hero4 memang memiliki fitur-fitur yang menarik. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, para pesaing dapat menawarkan fitur yang lebih menarik. Beberapa perusahaan berhasil merilis kamera yang tidak memerlukan casing khusus saat digunakan di bawah air. Pada saat yang sama, kamera dengan harga lebih murah, seperti kamera Yi, juga mulai muncul.
GoPro mencoba mengatasi hal ini dengan merilis kamera baru dalam periode antara perilisan 2 kamera flagship Hero, yaitu pada akhir 2015. Namun, penjualannya tidak terlalu baik.
GoPro berusaha untuk bersaing dengan merek-merek yang menawarkan harga lebih murah dengan meluncurkan Hero+ dan Hero+ LCD. Meskipun begitu, karena penjualan yang mengecewakan, kedua kamera itu lalu dihentikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News