Hal tersebut diprediksi sebagai dampak dari penurunan permintaaan kamera dengan model tertentu. GoPro juga memperkirakan penurunan pada pendapat kotor pada kuartal ini, mengakibatkan nilai sahamnya mengalami penurunan sebesar 14 persen.
Menurut Reuters, GoPro telah mengalami masa sulit akibat perlambatan penjualan pada model kamera terpasang di helm, akibat kemunculan pesaing yang ditawarkan dan smartphone dengan kamera berfitur lebih canggih.
GoPro juga dinilai mengambil langkah tidak tepat, saat menunda peluncuran drone Karma, serta permasalahan produksi yang dialami model Karma dan kamera Hero 5 setelah diluncurkan pada pertengahan September lalu, yang mengharuskannya melakukan proses recall.
Pada bulan November lalu, GoPro mengumumkan akan melakukan proses recall terhadap 2.500 drone akibat mengalami permasalahan daya. Pada awal bulan Februari ini, GoPro melanjutkan proses pengiriman perangkatnya.
Sementara itu, keuntungan GoPro meningkat hampir sebesar 24 persen, menjadi USD540,6 juta (Rp7,2 triliun) pada kuartal musim liburan lalu. Peningkatan keuntungan ini sedikit lebih rendah dari perkiraan analis, yang mencapai USD574,5 juta (Rp7,6 triliun).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News