Co-founder Emobot Samuel Lerman dikutip dari The Metro mengatakan aplikasi ini sudah digunakan oleh ratusan pasien di Prancis.
Untuk berfungsi sebagai 'termometer' suasana hati, aplikasi Emobot mengambil gambar wajah Anda setiap detik, dan mengkategorikan apakah Anda merasa energik, senang, bahagia, puas, santai, bosan, sedih, atau marah menggunakan peta panas.
Dia mengatakan bahwa tidak ada foto dari kamera yang dikirim ke basis data pusat atau disimpan, karena foto-foto tersebut diproses secara lokal oleh AI di ponsel pengguna dan dihapus.
Lerman mengatakan bahwa aplikasi tersebut membantu dokter melacak respons pasien terhadap pengobatan serta 'mendeteksi penurunan mendadak suasana hati mereka' dan risiko kekambuhan.
Dia mengatakan bahwa hal itu juga dapat mempercepat diagnosis kondisi kesehatan mental jangka panjang, seperti membedakan gangguan bipolar dari depresi, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk dikenali.
Untuk saat ini, ini digunakan di lingkungan klinis, tetapi dia melihat potensi untuk digunakan oleh masyarakat umum di masa depan juga jika mereka ingin memantau suasana hati mereka.
Untuk melatih algoritma dalam mengenali emosi, mereka meminta pasien untuk mengisi kuesioner tentang keadaan pikiran mereka saat menggunakannya. Kuesioner tentang suasana hati saat ini adalah metode utama untuk mendiagnosis gangguan suasana hati.
Mereka juga melatih AI dengan informasi sumber terbuka, dan sedang melakukan uji klinis terhadap biomarker depresi, untuk meningkatkan akurasi hasilnya.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang keadaan mental seseorang, mereka juga berencana untuk mengintegrasikan informasi seperti tidur, jumlah langkah, dan bahkan cuaca.
Memberikan peluang baru
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas HSE bekerja sama dengan perusahaan teknologi BestFitMe di Rusia menunjukkan bahwa AI dapat menyimpulkan sifat kepribadian dan emosi dari selfie dengan tingkat akurasi yang signifikan, bahkan dengan menggunakan model seperti Big Five Personality Traits.Kemampuan ini membuka peluang baru dalam interaksi manusia-mesin, tetapi juga menimbulkan sejumlah dampak positif dan negatif yang perlu diperhatikan.
Salah satu dampak positif utama adalah peningkatan interaksi manusia dengan teknologi yang lebih empatik dan personal. Dengan kemampuan mendeteksi emosi melalui selfie, AI dapat digunakan dalam asisten virtual, layanan pelanggan, atau aplikasi kesehatan mental untuk memberikan respons yang sesuai dengan keadaan emosional pengguna.
Dengan memanfaatkan selfie, AI dapat membantu psikolog atau terapis memantau kondisi emosional pasien secara real-time, misalnya dengan mendeteksi gejala depresi atau kecemasan dari ekspresi wajah.
Teknologi ini juga dapat dimanfaatkan dalam terapi digital berbasis aplikasi, memberikan umpan balik emosional atau latihan mindfulness yang disesuaikan dengan kondisi pengguna, sehingga menjangkau lebih banyak individu yang sulit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News