Dengan tema “Keterbatasan Melahirkan Inovasi,” konferensi ini menyoroti bagaimana keterbatasan justru memacu inovasi dan resiliensi di kalangan perusahaan teknologi.
Acara ini menghadirkan berbagai pakar terkemuka yang telah berperan besar dalam membangun ekosistem teknologi di Indonesia, seperti Ibrahim Arief (mantan Chief Technology Officer GovTech Edu), Budi Kusmiantoro (Chief Technology Officer Bank Aladin Syariah), dan Ray Frederick (Venture Partner Alpha JWC).
Mereka berbagi wawasan tentang strategi bertahan dan berkembang di tengah tantangan ekonomi yang kerap disebut sebagai "musim dingin" bagi industri teknologi.
Rafi Putra Ariyyan, Co-Founder dan Presiden Direktur Flip mengungkapkan FlipTech Summit tahun ini menjadi pengingat bahwa bahkan di tengah tantangan, komunitas teknologi Indonesia tetap bersemangat dan inovatif. "Kami berharap diskusi dan wawasan yang dibagikan di sini akan membantu perusahaan teknologi untuk tetap tangguh dan menemukan peluang baru di masa depan.”
Melalui berbagai sesi diskusi, FlipTech Summit 2024 menyajikan wawasan yang relevan bagi pelaku industri teknologi, mulai dari pentingnya inovasi yang terlahir dari keterbatasan hingga pentingnya data sebagai landasan dalam pengambilan keputusan strategis.
Salah satu pembahasan utama dalam konferensi ini adalah bagaimana keterbatasan—baik dalam aspek finansial maupun non-finansial—sering kali menjadi katalis bagi inovasi. Para pembicara mengungkapkan bahwa saat dihadapkan pada tantangan, perusahaan dipaksa untuk berpikir lebih kreatif dan mencari solusi yang efisien. Dalam kondisi seperti inilah peluang untuk mengembangkan produk, layanan, dan model bisnis yang adaptif muncul.
Data sebagai Dasar Pengambilan KeputusanIbrahim Arief menekankan pentingnya penggunaan data dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan melakukan A/B testing dan analisis data mendalam, perusahaan dapat memahami dampak setiap keputusan, sehingga mampu mengalokasikan sumber daya dengan lebih bijaksana.
Metode A/B testing memungkinkan perusahaan untuk menguji dua versi dari suatu produk atau fitur pada kelompok pengguna yang berbeda untuk menentukan mana yang memberikan hasil lebih baik.
Para pemimpin teknologi di FlipTech Summit 2024 juga memperkenalkan tiga pertanyaan kunci yang dapat menjadi panduan dalam mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Pertanyaan tersebut antara lain, apakah alokasi ini selaras dengan strategi perusahaan, apakah alokasi ini menjawab kebutuhan mendesak saat ini, dan juga apakah manfaat yang diperoleh sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, termasuk pengurangan risiko dan opportunity cost.
Budaya perusahaan yang mendukung analisis akar masalah dan evaluasi berkala juga dinilai sebagai kunci dalam membangun ketahanan perusahaan. Dengan budaya yang berfokus pada evaluasi kinerja, perusahaan dapat terus belajar, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
FlipTech Summit 2024 menekankan bahwa di tengah "Tech Winter," inovasi, pengambilan keputusan berbasis data, dan budaya perusahaan yang solid dapat menjadi senjata utama bagi perusahaan teknologi untuk bertahan, beradaptasi, dan keluar dari krisis dengan lebih kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News