"Sudah kita mulai sejak 2002, dimulai dari e-budgeting," kata Risma. Penerapan smart city memang terfokus pada layanan publik terkait perizinan atau hal lain yang melibatkan langsung pemerintah kota. Setelah e-budgeting, pemerintah kota Surabaya perlahan-lahan menerapkan layanan publik secara online lainnya.
Salah satu alasan penerapan konsep smart city di layanan publik adalah selain menghemat biaya, e-government juga bisa diawasi langsung.
"Pengurusan surat izin pindah, termasuk uji kelayakan kendaraan juga bisa diajukan secara online," ujar Risma. Untuk pendidikan, ia juga menerapkan pendaftaran siswa sekolah secara online. Begitu juga dengan Ujian Nasional, Risma mengatakan bahwa Surabaya sudah 100 persen melaksanan UN BK.
Selain layanan publik terkait perizinan pemerintah, Surabaya juga menerapkan konsep smart city pada pengawasan lalu lintas dan siaga bencana.
"Saya bisa mengawasi langsung lalu lintas di Surabaya lewat iPad saya," katanya. Namun, salah satu hal yang paling penting dalam penerapan smart city adalah penduduknya yang juga paham akan teknologi. Oleh karena itu, disediakan WiFi di area publik dan tempat belajar tentang teknologi untuk warga yang tidak mampu.
Untuk di masa yang akan datang, Risma akan menghadirkan layanan e-nikah. "Nantinya masyarakat Surabaya bisa mendaftarkan pernikahannya secara online. Tidak perlu takut kalau suaminya nanti kawin lagi karena kita punya datanya."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News