Kepala BPSDM Komdigi dalam acara Ngopi Bareng (Foto: Medcom.id/Sheva)
Kepala BPSDM Komdigi dalam acara Ngopi Bareng (Foto: Medcom.id/Sheva)

Komidigi Ungkap Tantangan Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045

Muhammad Syahrul Ramadhan • 31 Oktober 2025 19:58
Jakarta: Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Bonifasius Wahyu Pudjianto membeberkan tantangan dalam mewujudkan Visi Indonesia Digital 2045. Salah satunya adalah infrastruktur.
 
Bonifasius menjelaskan sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi hambatan besar dalam pembangunan kabel laut dan konektivitas antarpulau. “Infrastruktur ini tantangan yang paling besar, karena negara kita adalah negara kepulauan (archipelagic country). Kabel laut itu setengah mati kami penggelarannya,” ujar Bonifasius dalam  acara "Ngopi Bareng" Jumat, 31 Oktober 2025.
 
Saat ini, meski pengguna seluler mencapai 370,1 juta (penetrasi 133,3%) dan pengguna internet mencapai 204,7 juta (penetrasi 73,7%), koneksi masih belum merata, terutama di kawasan timur dan wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Oleh karena itu, pembangunan Base Transceiver Station (BTS) dan last mile connection masih menjadi prioritas pemerintah.

Dua Pilar Penting Lainnya: Pemanfaatan Digital dan Pengembangan SDM


Selain infrastruktur, Bonifasius menjelaskan bahwa pemerintah juga memberi perhatian penuh pada dua pilar lain transformasi digital:

1. Pemanfaatan Digital (Pemerintahan, Ekonomi, dan Masyarakat)
 
Fokus pada bagaimana teknologi digital dapat meningkatkan layanan publik, mendorong ekonomi, serta berkontribusi pada pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP).
 
2. Manusia Digital (Pengembangan SDM)
 
Menyiapkan masyarakat agar mampu mengadopsi dan memanfaatkan teknologi digital. Pilar ini meliputi pendidikan, pelatihan, serta peningkatan kompetensi digital nasional.
 
Baca juga: Komdigi Siapkan Perpres Roadmap AI, Inovasi tapi Tetap Etis dan Aman
 

Kesenjangan Talenta Digital dan Pentingnya Sertifikasi


Bonifasius mengungkapkan bahwa Indonesia masih menghadapi gap besar antara kebutuhan dan ketersediaan talenta digital. “Rata-rata kebutuhan talenta digital kita per tahun adalah 456.000,” jelasnya.
 
Angka ini berasal dari analisis BPSDM Komdigi yang menggunakan data BPS dan pemodelan internal. Menurutnya, angka tersebut lebih presisi dibanding estimasi lembaga internasional seperti World Bank atau McKinsey yang menyebut 600.000 per tahun.
 
Kesenjangan ini, jika tidak diisi, dapat memicu meningkatnya outsourcing pekerjaan digital ke negara lain, yang pada akhirnya merugikan devisa Indonesia.
 
Untuk menutup gap tersebut, BPSDM Komdigi menyediakan berbagai program pengembangan SDM digital, seperti:
 
- Digital Talent Scholarship (DTS) - pelatihan gratis yang dapat diakses masyarakat umum
 
- Program Literasi Digital - untuk membangun kesadaran dan kemampuan dasar digital
 
- Program inklusif untuk penyandang disabilitas dan perempuan
 
Bonifasius juga menekankan pentingnya sertifikasi digital di era saat ini.
 
“Sebenarnya yang dikejar oleh industri bukan sarjananya saja, tapi skill set. Skill set itu dibuktikan dengan sertifikasi. Nah kami menyediakan ini berbasis SKKNI.”
 
​Ia menutup sesi dengan pesan bahwa manusia harus selalu mengedepankan long life learning, apalagi di era AI yang disruptif, dimana peran manusia harus bergeser dari pekerjaan yang sifatnya repetitif ke arah Quality Control (QC) dan sistem analisis. 
 
(Sheva Asyraful Fali)
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan