Faiz Fashridjal, Head of Marketing Blanja.com (kanan).
Faiz Fashridjal, Head of Marketing Blanja.com (kanan).

Punya Keistimewaan Sendiri, Setiap E-Commerce Mampu Berkembang Pesat

Ellavie Ichlasa Amalia • 15 Mei 2017 12:09
medcom.id, Jakarta: Industri e-commerce di Indonesia memiliki potensi besar. Menurut perkiraan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, pada 2020, target pertumbuhan ekonomi digital Indonesia adalah USD130 miliar.
 
Dalam acara Seluler Congress yang diadakan di Balai Kartini, Faiz Fashridjal, Head of Marketing Blanja.com menyebutkan, untuk merealisasikan potensi tersebut, maka ekosistem e-commerce perlu dikembangkan.
 
"Industri e-commerce memang memiliki pertumbuhan besar, tapi satu tahun belakangan, investasi untuk perusahaan e-commerce mulai turun," ujar Faiz. "Karena e-commerce itu baru mencakup 1 persen dari total penjualan ritel di Indonesia."

Lebih lanjut Faiz menjelaskan, saat ini, industri e-commerce di Indonesia masih dalam tahap bayi. Masyarakat masih perlu untuk didukung dan diberikan edukasi terkait e-commerce. Ada beberapa faktor yang mendukung industri e-commerce, seperti sistem pembayaran yang aman dan mudah dan juga logistik. 
 
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan biaya logistik paling mahal," kata Faiz. Salah satunya adalah karena Indonesia merupakan negara kepualauan. Faktor penting lainnya untuk e-commerce adalah digital marketing, yang biasa dilakukan melalui pencarian seperti Google atau aplikasi pengirim pesan seperti LINE.
 
Punya Keistimewaan Sendiri, Setiap E-Commerce Mampu Berkembang Pesat
 
Managing Director, LINE Indonesia, Ongki Kurniawan sendiri yakin, masa depan e-commerce tidak pada media sosial, tapi pada aplikasi pengirim pesan. Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa LINE mengembangkan LINE Shopping. Dia mengatakan, sasaran utama dari LINE Shopping adalah para pelaku UMKM. Salah satu usaha yang LINE lakukan untuk mengembangkan LINE Shopping adalah dengan mengadakan roadshow. 
 
Sejauh ini, LINE telah melakukan roadshow di 4 kota, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makassar. "LINE Shopping memang sangat tersegmentasi, kami fokus ke UMKM yang memiliki restoran atau salon," ujar Ongki. Dia mengakui, ada banyak platform jual-beli online saat ini. "Setiap platform itu tidak sama. Masing-masing ada kelemahan dan kekuatan masing-masing," katanya.
 
Menurutnya, salah satu kelebihan LINE adalah karena mereka memiliki demografi pengguna 50 persen wanita pada umur di bawah 25 tahun.
 
"Tapi daya beli mereka cukup tinggi," ujarnya. "Kalau Anda memberikan produk yang cocok, maka pasti akan laku, seperti fesyen, snack, beauty dan travel." Dia membandingkan demografi LINE dengan Tokopedia, yang pengunjungnya lebih banyak laki-laki.
 
Selain itu, dia juga mengatakan, LINE tengah mengembangkan chatbot yang bertujuan untuk membantu para pelaku UMKM berkomunikasi dengan pelanggannya. "LINE mengembangkan chatbot untuk bisa menjawab langsung pertanyaan pelanggan," katanya.
 
"Kalau kita memberikan respons pelanggan secepatnya, mereka akan rela membayar lebih tinggi."
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan