Berdasarkan laporan yang dirilis hari ini Jumat, 31 Oktober dijelaskan bahwa sebagian besar kasus penipuan di Indonesia terjadi di platform yang memiliki fitur DM atau Pesan Langsung, terutama aplikasi pesan instan dan pesan teks. “Dan disebutkan bahwa 85% upaya penipuan di Indonesia dalam 12 bulan terakhir terjadi di platform pesan langsung ini,” kata GASA APAC Director, Brian D. Hanley dalam pemaparannya.
WhatsApp menjadi aplikasi yang paling sering dipakai oleh para scammer untuk beraksi, angkanya berada di 89 persen. Kemudian Telegram di urutan kedua dengan persentase 40 persen.
Berikut 10 platform online yang paling banyak dipakai oleh penipu dalam 12 bulan terakhir.
- WhatsApp: 89 %
- Telegram: 40 %
- Facebook:37 %
- Gmail: 32 %
- Instagram: 28 %
- TikTok: 13 %
- X (dulu Twitter): 3 %
- Tinder: 2 %
- Outlook: 2 %
Meski WA dan Telegram menjadi sarang dan tempat komplotan scammer beraksi, pengguna aplikasi lainnya khususnya yang memiliki fitur DM juga mesti waspada. Karena itu penting untuk terus meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk mendeteksi scam. Apalagi penipuan online kini terus berkembang cepat, salah satunya memanfaatkan kecerdasan buatan atau AI.
“Seperti yang Anda ketahui, penipuan semakin canggih, jadi meskipun kita merasa tahu, bisa jadi kita ternyata tidak tahu. Ada deep fake di luar sana, yang perlu kita diwaspadai,” ungkap Brian.
| Baca juga: Laporan GASA Sebut 86 Persen Masyarakat Indonesia Pede Bisa Kenali Scam, Tapi… | 
Laporan ini juga merumuskan 10 rekomendasi utama untuk mengatasi ancaman penipuan, yang terbagi dalam tiga area tindakan:
- Memberdayakan konsumen melalui edukasi berkelanjutan, layanan bantuan nasional, dan dukungan terpadu bagi korban penipuan.
- Mewujudkan internet yang lebih aman dengan pemblokiran penipuan di tingkat jaringan serta peningkatan kemampuan penelusuran transaksi penipuan di berbagai platform dan sistem pembayaran.
- Memperkuat kerja sama lintas sektor melalui pembentukan jaringan pusat anti-penipuan, kejelasan tanggung jawab penyedia layanan, langkah pencegahan yang lebih kuat, serta kolaborasi global dalam investigasi dan penegakan hukum.
Dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan ketahanan siber kolektif melalui berbagi pengetahuan, laporan ini menyediakan wawasan dasar yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat upaya nasional dalam edukasi publik, kampanye yang terarah, serta pengembangan kebijakan di bidang keamanan digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
 
   
	 
                     
                     
                     
                     
                    