FBI baru saja merilis bukti laporan Rusia meretas pemilu AS. Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, Rusia akan segera mengambil tindakan balasan atas sanksi tersebut.
Kedutaan Besar Rusia di London melakukan tindakan balasan dengan mengunggah meme via akun resmi Twitter-nya. Kicauan tersebut berupa gambar itik dengan kata "lame" -- yang berarti lemah atau pincang. Sementara kata "lame duck" sendiri mengacu pada presiden yang ada pada akhir jabatannya setelah penerusnya terpilih, persis seperti keadaan Presiden AS Barack Obama saat ini.
"Presiden Obama mengusir 35 diplomat Rusia dalam deja vu Perang Dingin. Semua orang, termasuk masyarakat Amerika Serikat, akan senang melihat akhir dari pemerintahannya yang menyedihkan," tulis Kedutaan Rusia. Saat berita ini ditulis, tweet tersebut telah mendapatkan 16 ribu retweet dan 17 ribu Like.
President Obama expels 35 ???????? diplomats in Cold War deja vu. As everybody, incl ???????? people, will be glad to see the last of this hapless Adm. pic.twitter.com/mleqA16H8D
— Russian Embassy, UK (@RussianEmbassy) December 29, 2016
Kedutaan Rusia menganggap keputusan Obama untuk mengusir 35 diplomat Rusia dan menutup 2 kompleks Rusia di New York dan Maryland sebagai "deja vu dari Perang Dingin". Alasan AS memberikan sanksi tersebut adalah karena FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menuduh Rusia melakukan serangan siber pada "partai politik AS" dalam pemilu.
Dalam kicauannya, pihak Kedutaan Rusia juga menyebut pemerintahan Obama malang/menyedihkan. Tampaknya, Rusia sudah tidak sabar untuk menunggu presiden terpilih Donald Trump untuk menjabat, terutama karena adanya laporan bahwa Rusia telah melakukan serangan siber ke pihak yang diduga adalah Komite Demokrasi Nasional.
Dalam satu tahun terakhir, terdapat 2 serangan siber ke partai politik yang berakhir dengan bocornya banyak email, file yang tercuri dan beredarnya informasi keamanan lainnya. AS telah secara formal menuduh Rusia atas serangan siber pada pemilu yang mungkin mempengaruhi hasil akhirnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News