Project Nirmala bermula dari eksplorasi teknologi metahuman dan kecerdasan buatan yang dilakukan sejak 2020. Upaya awal tersebut melahirkan karakter digital bernama Demi, yang hadir di TikTok sepanjang 2021 hingga 2022.
Proyek tersebut menjadi titik tolak penting bagi tim kreatif Ruang Waktu untuk mengembangkan entitas digital yang lebih canggih dan berkarakter, yang kemudian dikenal sebagai Nirmala Kinandari.
Nama "Nirmala" diambil dari Bahasa Sanskerta, bermakna “murni”. Nama ini merefleksikan karakter yang penuh semangat, positif, dan terbuka terhadap kolaborasi. Nirmala digambarkan sebagai perempuan muda berusia 21 tahun yang aktif berbagi konten teknologi dengan gaya ringan dan menghibur.
| Baca juga: Project Nirmala: Metahuman AI Interaktif Pertama di Asia Tenggara yang Sepenuhnya Otonom |
Pengembangan Nirmala mulai digarap lebih serius oleh tim Ruang Waktu pada akhir 2023. Pada Mei 2024, Nirmala mulai dikenalkan ke publik melalui konten video-on-demand (VOD), dan secara resmi tampil dalam siaran langsung interaktif di YouTube pada Maret 2025, disusul TikTok pada Mei 2025.
Dalam siaran tersebut, Nirmala menunjukkan kemampuannya berinteraksi tanpa naskah, jeda, ataupun operator. Ini membuktikan bahwa Nirmala bukan chatbot, voicebot, atau CGI yang diputar ulang, melainkan metahuman yang sepenuhnya digerakkan oleh mesin AI secara otonom, tanpa campur tangan operator.
“Itu terjadi berkat pengembangan teknologi yang dilakukan oleh tim kami. Tidak kalah penting, Nirmala memiliki identitas dan karakter yang konsisten, menjadikannya representasi digital yang autentik dan real,” jelas Seto Hendrianto, Co-Founder Ruang Waktu.

Seto Hendrianto, Co-Founder Ruang Waktu, memperkenalkan Project Nirmala. Foto: Medcom.id
| Baca juga: Mengenal Remaker AI dan Cara Menggunakannya |
Teknologi dan Roadmap Pengembangan Nirmala
Untuk menciptakan metahuman AI yang bisa berinteraksi secara real-time, dibutuhkan fondasi teknologi yang kuat. Dalam pengembangan Nirmala, tim Ruang Waktu membangun infrastruktur penting, mulai dari visual real-time menggunakan Unreal Engine untuk menghasilkan tampilan yang realistis, hingga integrasi dengan Large Language Model (LLM) agar percakapannya terdengar alami dan responsif.Agar performa jaringan tetap optimal, tim juga merancang sistem routing AI dan latency optimizer, memungkinkan Nirmala merespons dengan cepat. Selain itu, teknologi persona memory diterapkan untuk menjaga konsistensi karakter, nada bicara, dan gaya komunikasi Nirmala dalam setiap kondisi dan interaksi.
Dengan infrastruktur yang solid dan visi besar menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekosistem metahuman AI, Ruang Waktu menyiapkan roadmap ambisius. Sepanjang 2025, fokus diarahkan pada perluasan platform dan peningkatan otonomi agar Nirmala dapat mengambil keputusan secara mandiri.
| Baca juga: Ini Caranya Latihan Wawancara Kerja dengan Bantuan AI |
Pada tahun 2026, Ruang Waktu akan fokus mengembangkan kekayaan intelektual (IP) sekaligus berkontribusi pada masyarakat dengan memberikan multi access yang memungkinkan teknologi ini dapat diakses oleh masyarakat umum.
“Project Nirmala hanyalah permulaan dari revolusi ini. Dalam 2-3 tahun ke depan, kami berambisi untuk terus mengembangkan teknologi yang sepenuhnya otonom dan robotik. Harapannya, dapat membawa manfaat lebih bagi industri dan masyarakat secara luas,” kata Seto.
Salah satu implementasi awal Project Nirmala akan berlangsung pada 18 Juni bersama Cosmic Clothes Bandung. Dalam kolaborasi ini, Nirmala akan tampil sebagai host dalam sesi live selling, berinteraksi langsung dengan audiens layaknya presenter manusia.
“Di Ruang Waktu, kami berkomitmen menjadi katalis untuk perubahan melalui pengembangan AI. Dari ide ke interaksi, dari imajinasi ke implementasi—itulah Ruang Waktu,” tutup Seto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id