WannaCry merupakan ransomware yang diciptakan dari software besutan NSA
WannaCry merupakan ransomware yang diciptakan dari software besutan NSA

Ransomware WannaCry, dari NSA Sampai ke Indonesia

Riandanu Madi Utomo • 15 Mei 2017 11:33
medcom.id: Sejak hari Jumat (12/5/2017) kemarin, dunia keamanan siber dikejutkan oleh munculnya  ransomware WannaCry. Berbeda dengan ransomware pada umumnya, WannaCry menyerang secara masal. Komputer yang terinfeksi akan terkunci dan pemiliknya harus membayar sejumlah uang melalui Bitcoin jika kuncinya ingin dibuka.
 
Apa itu WannaCry dan dari mana ia muncul?
 
Menurut CNN, WannaCry merupakan ransomware yang memanfaatkan celah keamanan pada sistem operasi Windows. WannaCry dibuat menggunakan sebuah software yang digunakan oleh agensi keamanan nasional Amerika Serikat (NSA) untuk melakukan spionase. Software tersebut dibocorkan dan disebarkan oleh kelompok hacker Shadow Brokers pada bulan April kemarin.

Microsoft sebenarnya telah merilis patch untuk menambal celah keamanan tersebut pada bulan Maret lalu. Namun, banyak dari perusahaan enggan melakukan update karena dianggap bisa membuat software yang mereka gunakan menjadi tidak berfungsi. Fenomena perusahaan yang enggan melakukan update ini yang mengakibatkan WannaCry mudah menyebar.
 
Tidak hanya perusahaan, komputer individu yang tidak di-update juga memiliki risiko yang sama untuk terinfeksi WannaCry.
 
Seberapa luas penyebaran dan infeksinya?
 
Data dari Europol mengatakan, hingga saat ini sekitar 200 ribu komputer dari 150 negara telah terinfeksi ransomware WannaCry. Beberapa korbannya adalah perusahaan swasta seperti FedEx dan Nissan, beberapa rumah sakit, hingga sekolah.
 
Selain itu, WannaCry juga ditemukan di berbagai sektor perbankan seperti Deutsche Bahn dan Russian Central Bank, hingga sektor telekomunikasi seperti Megafon dan Telefonica.
 
Siapa saja yang rentan terhadap WannaCry?
 
Seluruh pengguna komputer dengan sistem operasi Windows yang belum diperbarui merupakan sasaran utama ransomware WannaCry. Microsoft pun sudah merilis patch untuk berbagai sistem operasinya, termasuk Windows XP, agar dapat menambal celah keamanan yang dimanfaatkan oleh WannaCry.
 
Pengguna Mac bukan sasaran WannaCry kali ini. Sebagaimana yang diketahui, Windows selalu menjadi target serangan hacker karena pengguna Windows yang jauh lebih banyak dari Mac. Selain itu, Windows merupakan sistem operasi standar untuk korporasi dan berbagai sektor penting yang memiliki data sensitif.
 
Bagaimana agar tidak terinfeksi WannaCry?
 
Hingga saat ini cara paling ampuh adalah dengan melakukan update sistem operasi Windows yang Anda gunakan. Selain itu ada juga beberapa langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan. Selengkapnya, Anda bisa membaca artikel berikut ini:
 
Siapa pelaku di balik serangan WannaCry?
 
Sampai saat ini para ahli keamanan siber belum bisa mendeteksi siapa pelaku di balik serangan ransomware WannaCry yang terjadi secara global kali ini. Meski demikian, para ahli keamanan memperkirakan pelaku merupakan seorang amatir di dunia keamanan digital. Pasalnya, peneliti dari MalwareTech telah menemukan cara untuk menghentikan penyebaran WannaCry. Cara tersebut sangat sederhana, namun tidak akan bertahan lama sebelum akhirnya WannaCry 2 ditemukan.
 
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
 
Infeksi WannaCry diperkirakan akan kembali meningkat pada hari ini, yaitu pada saat banyak pegawai kantor yang mulai kembali bekerja menggunakan komputernya. Para ahli keamanan dari seluruh dunia sedang bekerja keras untuk menangkal serangan lebih lanjut dan menciptakan penawar bagi komputer yang terinfeksi. 
 
Di Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam menghadapi serangan ransomware WannaCry. Menkominfo Rudiantara mengatakan masyarakat diminta untuk tetap waspada dan lakukan beberapa langkah pencegahan. Demi menerapkan standar keamanan, Kominfo sendiri tengah menyiapkan peta jalan keamanan siber yang akan terfokus ke 3 sektor: perbankan, transportasi, dan energi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan