Pemilik nama lengkap Tirta Madira Hudhi ini mengungkapkan ketika ia berdiskusi dengan dengan dokter Gofir, anak yang kecanduan game itu diibaratkan kecanduan kokain. Di mana perilakunya akan berubah menjadi seperti berikut ini:
- Anak menjadi tempramen
- Meledak-ledak
- Meniru karakter di game.
.jpg)
(Anak menjadi tempramen Ilustrasi: Pexels)
“Jadi kalau nggak dikasih jatah main ngamuk dia marah, meniru tokoh karakternya plus dia hanya bisa puas kalau main game,” terang Tirta seperti dikutip Medcom.id dalam tayang video video berjudul “#suaratirta : TERUNTUK PARA GAMER INDONESIA !” di kanal YouTube milinya, Kamis, 4 November 2021.
Lebih lanjut Tirta mengatakan selain tempramental, anak yang kecanduan game juga bisa melakukan tindakan yang melewati batas. Seperti mencuri uang atau memukuli teman karena kalah.
“Mencegah internet gaming disorder pada anak kecil itu sudah telat akan sulit. satu anak kecil akan sangat pemarah, tidak bisa lepas dari game tersebut, ketiga harus direhab ke tumbuh kembang anak,” ungkapnya.
Tirta pun membagikan tips agar anak bermain game bisa menjadi hal positif. Tips ini juga ia prakteknya kepada anaknya yang berusia lima tahun.
Tips mencegah anak kecanduan main game versi dr Tirta
Waktu bermain dibatasiTirta menyebut dirinya menggunakan screen time pada iPAD yang digunakan anaknya bermain. Sehingga ketika waktunya habis sudah tidak bisa digunakan lagi. Ia menyebut membatasi anaknya bermain dua sampai tiga jam sehari.
.png)
(Waktu anak bermain game dibatasi Foto: Internetmatters)
Membatasi jenis game sesuai usia
Lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengaku melarang anaknya bermain game seperti Mobile Legends, PUBG, dan Free Fire maupun GTA. Ia menyebut hanya mengizinkan anaknya bermain Minecraft.
“Begitu aku tahu anakku main GTA langsung aku lock, karena anakku belum pantes main GTA. Kalau main Minecraft tak izinin,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News