Mengutip GSM Arena, kombinasi kedua bahan ini ditujukan Apple untuk menciptakan rangka perangkat kuat namun ringan. Desain hybrid ini muncul sebagai jawaban atas tantangan utama di ponsel lipat, untuk menghadirkan kekokohan dan daya tahan tanpa membuat bodi terlalu berat atau tebal.
iPhone Fold disebut akan menggunakan kombinasi titanium dan aluminium sebagai material rangka atau frame. Kombinasi ini memungkinkan Apple memanfaatkan keunggulan titanium, seperti ketahanan terhadap bending dan goresan, di area struktur kritis, sementara aluminium dipakai di bagian yang tidak terlalu rentan agar bobot tetap terkendali.
Sebagai informasi, titanium terkenal sebagai material tingkat atas yang digunakan di perangkat premium Apple, seperti pada beberapa model iPhone. Keunggulan material ini termasuk modulus elastisitas tinggi dan ketahanan terhadap deformasi.
Namun, titanium juga lebih sulit diproses dan biasanya lebih mahal dibanding aluminium. Oleh karena itu, penggunaan aluminium di bagian yang tidak menanggung beban struktural berat bisa menjadi cara cerdas mempertahankan aspek harga dan keberlanjutan produksi.
Material aluminium berbobot ringan dan mudah dibentuk dinilai sejumlah pihak akan membantu menjaga agar iPhone Fold tidak terlalu berat saat dilipat atau dibawa sehari-hari. Dengan kombinasi kedua material ini, Apple akan mampu untuk menyeimbangkan antara kekuatan, estetika, dan kenyamanan penggunaan.
Rumor tentang iPhone Fold juga menyebut aspek desain ambisius lain perangkat ini. Misalnya, perangkat ini diperkirakan akan berketebalan hanya sekitar 4,5 mm saat dibuka, menjadikannya salah satu smartphone lipat paling tipis jika benar terwujud.
Selain itu, rumor menyebut bahwa iPhone Fold akan hadir dengan layar internal fleksibel dan layar eksternal, berpotensi berukuran antara 7,7 inci hingga 7,8 inci untuk tampilan terbuka penuh. Dalam konteks struktur lipat, penggunaan material rangka kuat dan stabil sangat penting agar bagian engsel dan sambungan antar panel dapat bertahan dari siklus lipat tinggi.
Di paten dan bocoran lain juga disebut bahwa engsel iPhone Fold berpeluang untuk menggunakan material seperti baja tahan karat atau bahkan Liquidmetal untuk fleksibilitas dan ketahanan. Namun, menerapkan campuran material bukanlah langkah tanpa risiko.
Apple harus memastikan bahwa sambungan antara titanium dan aluminium stabil secara mekanik, mendukung konduktivitas termal, dan tahan terhadap korosi atau penyusutan material berbeda. Transisi dari satu material ke material lain di rangka juga bisa memunculkan tantangan manufaktur, yaitu perpindahan mesin, proses pemotongan, serta pengelasan atau sambungan antar material.
Selain itu, beban produksi dan pasokan material titanium berkualitas tinggi belum sebanyak aluminium, sehingga Apple dinilai sejumlah pihak perlu memastikan rantai supply stabil agar tidak terjadi keterlambatan produksi.
Tantangan teknis dalam menjaga toleransi mekanis ketat juga menjadi ujian penting supaya lipatan dan buka-tutup perangkat tetap mulus dan tahan lama. Sementara itu menurut beberapa prediksi, iPhone Fold generasi pertama ini bisa diluncurkan pada akhir tahun 2026 atau bersamaan dengan jajaran iPhone 18.
Beberapa analis menyebut bahwa Apple ingin menghadirkan perangkat lipat demi bersaing dengan produk lipat Android yang telah lebih dulu eksis. Jika benar, penggunaan rangka titanium aluminium ini akan menjadi ciri khas yang membedakan iPhone Fold dari kompetitor, menunjukkan Apple tidak sekadar mengejar format lipat, juga kualitas bahan dan pengalaman premium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
