Sayangnya, pemanfaatan AI di Indonesia masih belum dilakukan secara maksimal. Penggunaan AI saat ini hanya lebih banyak digunakan dalam aplikasi untuk konsumen, seperti aplikasi chatbot, image generator, dan personal assistant. Padahal, AI bisa digunakan sebagai solusi B2B yang lebih canggih untuk mendorong inovasi industri dan perusahaan.
Minimnya pemanfaatan AI di kalangan perusahaan atau bisnis mendapat perhatian besar dari President Director IBM Indonesia Roy Kosasih. Ia menilai minimnya penggunaan AI lantaran masih banyak pelaku bisnis yang belum memahami sepenuhnya manfaat AI yang dapat menguntungkan.
"Mereka ingin tahu cara AI dapat memberikan keunggulan kompetitif, meningkatkan produktivitas, dan mendorong inovasi dalam industri mereka. Yang terpenting, mereka ingin memahami bagaimana AI dapat membantu menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi di organisasi mereka," jelas Roy.
Menurut Roy, implikasi finansial dari pengadopsian teknologi AI juga menimbulkan banyak pertanyaan. Para pemimpin bisnis membutuhkan kejelasan tentang keseluruhan biaya kepemilikan, termasuk investasi awal, pemeliharaan secara berkala, dan potensi biaya tak terduga terkait dengan implementasi AI.
Roy menjelaskan, manfaat dari penggunaan AI salah satunya implementasi yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas karena bisa mengotomatisasi tugas rutin dan memberikan insight yang cerdas.
"Bahkan, studi dari McKinsey & Company menemukan AI generatif memiliki potensi untuk mengotomatisasi hingga 70 persen tugas yang saat ini menyita waktu karyawan," jelas Roy.
Baca: Para CEO di Indonesia Tetap Pertimbangkan Adopsi AI Generatif |
Selain itu, studi dari National Bureau of Economic Research juga menunjukkan AI dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebesar 14 persen sehingga pelaku bisnis bisa menyelesaikan lebih banyak tugas dengan usaha yang lebih minim.
AI juga dapat menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi kegiatan proses operasional perusahaan yang kompleks dengan otomatisasi serta menyediakan analisis data secara real-time, sehingga menghasilkan pengurangan biaya operasional dan peningkatan kinerja secara keseluruhan.
Terpenting adalah integrasi AI yang efisien dapat mendorong pertumbuhan keuntungan dengan meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan, mempererat hubungan dengan pelanggan, dan mengoptimalkan proses bisnis.
Selain dari sisi keuntungan dan manfaat, sumber daya atau tenaga ahli juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan AI di Indonesia dalam kalangan praktik bisnis. Mengingat, belum banyak tenaga ahli seperti IT memahami bagaimana adopsi AI generatif berdampak pada tenaga kerja dan budaya organisasi mereka.
"Menurut IBM CEO Study terbaru, 54 persen CEO yang disurvei di Indonesia mengatakan tim mereka memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk integrasi AI generatif, namun hanya sedikit yang memahami bagaimana adopsi AI generatif berdampak pada tenaga kerja dan budaya organisasi mereka," jelas Roy.
Berkaca dari hal tersebut, beberapa penyedia solusi AI telah berinvestasi dalam pengembangan talenta digital secara jangka panjang, melalui program pelatihan yang komprehensif seperti SkillsBuild dari IBM. Upaya tersebut bertujuan membekali para tenaga kerja masa depan dengan keterampilan guna memanfaatkan AI secara efektif.
Baca: IBM Think 2024 Bahas Watsonx, Open Source, dan AI di Perusahaan |
Untuk kebutuhan yang lebih mendesak, mendirikan AI Centers of Excellence (CoE) bisa menjadi solusi yang efektif karena mampu menawarkan pendampingan subject matter experts terkait dan tim IT internal, serta spesialis teknologi dengan penyedia solusi AI.
Kolaborasi erat dari tim internal dan penyedia solusi AI ini dapat mempercepat inovasi AI melalui proses validasi ide dari konsep ke produk dengan Minimum Viable Product (MVP) serta kerangka tata kelola dan strategi AI yang terstruktur.
CoE bisa membantu perusahaan mempercepat penerapan teknologi AI yang mutakhir, membuat aplikasi AI custom guna memenuhi tantangan dan peluang unik dari setiap bisnis untuk hasil yang maksimal, serta memberikan panduan berkelanjutan untuk membantu bisnis tetap mengikuti kemajuan teknologi terbaru dan praktik terbaik.
Dengan CoE, perusahaan dapat memanfaatkan kekuatan AI untuk mendorong inovasi, produktivitas, dan efisiensi, yang pada akhirnya membantu pertumbuhan laba yang substansial.
Proses adopsi AI di Indonesia tentu bukan tanpa tantangan. Namun potensinya yang besar menjadikan ini sebuah inisiatif yang patut diwujudkan. Dengan dorongan pemerintah untuk pedoman AI yang etis dan minat yang semakin besar dari para pemimpin bisnis, Indonesia bisa mencapai puncak transformasi digital.
"Dengan strategi dan sistem pendukung yang tepat, AI dapat memainkan peran penting dalam mencapai visi yang ambisius terkait transformasi digital dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2045," ungkap Roy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News