CEO Hooq Peter Bithos.
CEO Hooq Peter Bithos.

Setelah Persiapan Selama 6 Bulan, Hooq Akhirnya Masuk Indonesia

Ellavie Ichlasa Amalia • 14 April 2016 16:56
medcom.id, Jakarta: Berlokasi di Potato Head Garage, Hooq secara resmi meluncurkan layanan video-on-demand mereka di Indonesia. Hooq adalah sebuah startup hasil kerjasama antara Singtel, perusahaan telekomunikasi asal Singapura, Warner Bros. dan Sony Pictures Television.
 
Sama seperti Netflix, Anda juga dapat menonton film-film yang ada di Hooq melalui komputer, smartphone, tablet, dan smart TV melalui Google Chromecast.
 
Selain Indonesia, Hooq juga telah beroperasi di Filipina, Thailand, dan India. Hooq menawarkan berbagai film dan seri TV dari Hollywood dan Bollywood. Selain itu, di sini, Anda juga dapat menemukan berbagai film dan seri TV lokal.

Hooq bekerja sama dengan beberapa studio asal Indonesia seperti 13 Entertainment, MNC Contents, Multivision Plus dan TRANSMEDIA. Beberapa film lokal populer yang ada di Hooq adalah Ada Apa dengan Cinta, Petualangan Sherina dan Laskar Pelangi. Menariknya, Hooq juga memiliki beberapa film dan seri TV klasik seperti Catatan Si Boy dan Warkop.
 
Hooq juga memiliki film-film buatan berbagai studio Hollywood seperti Sony Pictures, Warner Bros., Disney, Dreamworks, Lionsgate, Miramax dan Starz.
 
Hooq menawarkan biaya berlangganan seharga Rp49.500 per bulan. Pengguna dapat membayar melalui operator karena Hooq telah bekerja sama dengan 5 operator utama Indonesia yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL, Smartfren, dan 3 Hutchinson.
 
CEO Hooq, Peter Bithos, menyebutkan Hooq adalah platform yang dibuat di Asia dan untuk Asia. "Kami membuat Hooq untuk semua masyarakat Indonesia, bukan hanya untuk orang-orang yang memiliki kartu kredit," kata Peter.
 
Peter menyebutkan, Hooq menghabiskan waktu sekitar 6 bulan untuk persiapan masuk ke Indonesia. Salah satu persiapan yang dilakukan oleh Hooq adalah dengan menguji katalog film yang akan ditampilkan. Untuk melakukan ini, Hooq mengumpulkan lebih dari 50 orang-orang yang antusias untuk menonton film.
 
Peter mengatakan, Hooq bertujuan untuk mengubah cara masyarakat Indonesia menonton video. Secara global, masyarakat, terutama generasi muda, memang lebih suka untuk menonton video digital daripada menonton TV. 
 
Beberapa waktu lalu, XL juga meluncurkan sebuah layanan video-on-demand bernama Tribe. Mereka percaya, cara masyarakat mengonsumsi video akan berubah. Nantinya, akan semakin banyak orang yang lebih memilih untuk menonton video melalui perangkat mobile.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan