Albert Octavianus, Global Advisory Capability Lead Strada Global dalam acara BINUS HR Tech Summit (Foto: Medcom.id)
Albert Octavianus, Global Advisory Capability Lead Strada Global dalam acara BINUS HR Tech Summit (Foto: Medcom.id)

AI Bikin HR Lebih Manusiawi? Ini Penjelasan Pakar Strada Global

Muhammad Syahrul Ramadhan • 23 Oktober 2025 14:43
Jakarta: Banyak yang khawatir kecerdasan buatan (AI) akan menggantikan peran manusia di tempat kerja. Namun, bagi dunia human resources (HR), teknologi justru membawa arah baru, membuat pengelolaan SDM semakin manusiawi. 
 
Hal itu disampaikan oleh Albert Octavianus, Global Advisory Capability Lead Strada Global, dalam sesi “Redefining the Success of Human Capital Management in the Age of AI” di BINUS HR Tech Summit 2025, Rabu, 22 Oktober 2025.
 
“Enterprise today ada di unique crossroad. Kita sering dengar HR harus menjadi strategic partner, tapi di era AI, bagaimana itu benar-benar bisa diwujudkan? Bukan hanya soal teknologi, tapi bagaimana people dan prosesnya ikut berubah,” ungkap Albert.

Menurut Albert, banyak perusahaan menilai keberhasilan transformasi HR dari penyelesaian proyek semata. Padahal, kesuksesan sejati diukur dari dampak terhadap produktivitas dan pengalaman karyawan.
 
“Yang paling mudah memang project completion. Tapi ternyata, perusahaan yang benar-benar merasa sukses adalah yang mengalami peningkatan produktivitas hingga 38%, dan perbaikan employee experience sebesar 33%,” jelasnya.
 
Ia memaparkan hasil kolaborasi riset Strada Global dengan ISG, yang menunjukkan 91 persen perusahaan melaporkan keberhasilan dalam inisiatif human capital management (HCM), dan 97 persen menilai hasilnya baik hingga sangat baik.
 
“Ada 44 persen peningkatan dalam penggunaan data untuk membuat keputusan strategis. Artinya, HR kini mulai stepping into a strategic role, menggabungkan people insight dengan data untuk mendorong pertumbuhan bisnis,” tutur Albert.
 
Selain data, integrasi sistem juga menjadi kunci. Perusahaan yang sudah memiliki sistem HR terintegrasi penuh mengalami penurunan kompleksitas proses hingga 49 persen dan peningkatan efisiensi hampir 66 persen.
 
“Kita sering anggap proses HR kompleks karena banyak manual approval, dokumen, dan sistem yang terpisah. Ketika sistemnya sudah terintegrasi dan otomatis, HR bisa fokus ke manusia, bukan ke proses,” katanya.
 
Baca juga: Masa Depan Keamanan Siber, AI Pada Akhirnya Berpusat di Manusia

 
Albert menekankan bahwa transformasi digital tidak bisa langsung melompat ke AI tanpa membangun fondasi automasi yang kuat.
 
“Saya selalu tanya ke klien: apakah sudah siap pakai AI, atau baru mulai dari automasi? Karena sebelum bicara AI, kita harus bereskan dulu pekerjaan yang repetitif. Baru nanti terasa dampaknya,” ungkapnya.
 
Ia mencontohkan penerapan AI dan machine learning di proses chatbot HR yang mampu menurunkan waktu manual hingga 42 persen dan meningkatkan akurasi pencarian data pegawai secara signifikan.
 
Albert menyebut tren ini sebagai kemunculan “everyday AI”, yaitu ketika teknologi kecerdasan buatan digunakan secara natural tanpa disadari penggunanya.
 
“Kalau AI sudah berhasil diterapkan, orang tidak akan merasa sedang memakai AI. Itulah yang disebut everyday AI,” ujarnya.
 
Bagi Albert, transformasi HR sejatinya bukan soal sistem, tapi soal cara berpikir. “Kesuksesan bukan diukur dari proyek selesai atau tidak, tapi dari seberapa besar dampaknya terhadap produktivitas dan pengalaman karyawan,” tutupnya.
 
(Sheva Asyraful Fali)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RUL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan