Di Indonesia, khususnya, sektor konstruksi diperkirakan akan mencapai USD305,48 miliar pada 2025 dan berpotensi naik menjadi USD 438,56 miliar pada 2030, didukung pemanfaatan teknologi digital seperti AI dan otomatisasi untuk efisiensi lebih besar.
Namun, pertumbuhan ini juga dibarengi dengan peningkatan risiko siber. Data terbaru Kaspersky untuk kuartal pertama (Q1) 2025 di Asia Tenggara menunjukkan peningkatan persentase objek berbahaya yang diblokir di komputer ICS pada sektor konstruksi dan manufaktur.
Jika dibandingkan rata-rata global, persentase komputer ICS yang diblokir objek berbahaya di Asia Tenggara lebih tinggi. Sektor konstruksi dilaporkan memiliki persentase 1,5 kali lebih tinggi, sedangkan sektor manufaktur 1,3 kali lebih tinggi.
Sementara itu, sektor otomatisasi bangunan memiliki persentase 1,2 kali lebih tinggi, sektor tenaga listrik 1,2 kali lebih tinggi, dan sektor teknik dan integrator ICS 1,2 kali lebih tinggi. Secara keseluruhan, kawasan Asia Tenggara menempati peringkat kedua secara global berdasarkan persentase komputer ICS yang diblokir objek berbahayanya, yaitu sebesar 29,1%.
“Konstruksi mendapatkan momentum tambahan melalui digitalisasi, termasuk segala hal mulai dari mempercepat rantai pasokan konstruksi hingga pemantauan kinerja, kemajuan proses, dan logistik,” ujar Managing Director Asia Pasifik Kaspersky Adrian Hia.
Hia menambahkan bahwa seiring perusahaan konstruksi merangkul teknologi digital, ada keseimbangan antara risiko dan peluang, dengan bisnis harus melakukan mitigasi ancaman secara komprehensif melalui peluang baru untuk memperkuat lapisan perlindungan dan ketahanan mereka.
Selain itu, Hia juga berpendapat bahwa perangkat industri digital dapat menjadi target serangan siber pada tahun 2025 dan seterusnya karena langkah keamanan yang sudah ketinggalan zaman. Hia menjelaskan bahwa fasilitas jarak jauh yang mengandalkan peralatan jaringan murah sangat rentan terhadap eksploitasi.
Untuk itu, Hia menegaskan bahwa merevisi langkah keamanan siber dari teknologi lama dan yang telah teruji waktu menjadi lebih penting dari sebelumnya. Hia juga menekankan pentingnya melihat keamanan siber sebagai investasi dalam kelangsungan bisnis, bukan hanya biaya.
Ahli Kaspersky merekomendasikan beberapa langkah agar perusahaan industri terlindungi dari berbagai ancaman, salah satunya adalah melakukan penilaian keamanan sistem Operational Technology (OT) secara berkala.
Selain itu, ahli Kaspersky juga merekomendasikan perusahaan untuk menetapkan penilaian dan penyortiran kerentanan berkelanjutan, menggunakan solusi khusus seperti Kaspersky Industrial CyberSecurity, melakukan pembaruan tepat waktu untuk komponen utama jaringan OT, juga menerapkan perbaikan dan patch keamanan segera setelah memungkinkan.
Tidak hanya itu, ahli Kaspersky juga juga mengimbau perusahaan untuk menggunakan solusi EDR seperti Kaspersky Next EDR Expert untuk deteksi dan investigasi ancaman canggih, serta meningkatkan respons terhadap teknik berbahaya baru dengan membangun dan memperkuat keterampilan tim dalam pencegahan, deteksi, dan respons insiden, termasuk pelatihan keamanan OT khusus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News