Pernyataan ini sekaligus merespons banyak pernyataan yang menyebut “era Buriram sudah berakhir”. “Saat saya jadi pelatih, saya tahu saya harus membuat perubahan. Dan hasil hari ini menunjukkan apa yang kami lakukan sudah tepat,” ujarnya
Wassana, sang FMVP, menceritakan rasa harunya setelah berhasil mengangkat trofi juara dunia pertamanya. “Kami bekerja keras, berlatih tanpa henti. Kami tidak tahu apakah kami bisa juara atau tidak, tapi semua pengorbanan itu ternyata terbayar,” katanya. Ia mengakui momen tersebut sangat emosional baginya.
Saat ditanya momen penentu kemenangan, para pemain sepakat bahwa keyakinan terbesar muncul di fase akhir gim ketujuh. Situasi tegang sempat melanda seluruh pemain, namun sang kapten berhasil menenangkan tim hingga mereka dapat mengeksekusi rotasi dan pertempuran secara rapi.
Wassana kemudian menegaskan, “Semua sudah sangat excited, tapi kapten kami tetap fokus dan nenangin kita semua.”
Buriram juga menanggapi pembahasan mengenai dominasi Thailand yang sebelumnya sempat meredup. Kapten tim mereka, Joena, menjelaskan bahwa gap antar tim saat ini sangat tipis.
“Ketika berada di puncak, tim lain sangat mudah mengejar. Tim-tim lain juga terus berkembang,” ucapnya.
| Baca juga: Buriram United Esports Raih Gelar Juara Dunia FFWS Global Finals 2025 Jakarta |
Wassana pun menambahkan bahwa Thailand sempat tertinggal karena adaptasi patch yang kurang cepat. Namun, D_Long menegaskan mereka telah memperbaiki kekurangan itu dan kembali menemukan ritme kemenangan.
“Kami punya masalah adaptasi, patch datang sangat cepat,” jelasnya.
Isu mengenai performa Buriram di mode Clash Squad (CS) juga muncul. Banyak yang menduga mereka sengaja menahan performa agar fokus pada grand final Battle Royale. Namun sang coach membantah hal itu.
“Kami juga ingin juara di CS. Tidak ada niat melepas. Itu kesalahan saya, karena adanya patch baru. Saya memilih bertahan dengan strategi lama, dan hasilnya tidak maksimal,” jelasnya .
Moshi, salah satu pemain, menegaskan bahwa bertanding menghadapi dua tim Indonesia, RRQ Kazu dan EVOS Divine, di hadapan ribuan fans tuan rumah tidak memengaruhi permainan mereka. “Bukan masalah. Kami sudah punya banyak pengalaman di panggung besar,” katanya. Menurutnya, justru tekanan terbesar datang dari diri sendiri, bukan dari sorakan lawan.
Soal kunci kemenangan, coach menyebut satu hal sederhana namun sangat menentukan: disiplin. “Disiplin para pemain adalah faktor terbesar. Saya sangat bersyukur dengan tim ini,” ujarnya.
Moshi juga menjelaskan betapa berarti kemenangan tersebut, bahkan menyebutnya sebagai titik balik dominasi Buriram. “Sangat berarti untuk kami. Dan iya, ini bisa jadi titik balik era Buriram,” tegasnya.
Ketika ditanya mengenai target berikutnya, CEO tim Buriram menyebut tantangan besar justru datang setelah menjadi juara. “Tantangan berikutnya adalah mempertahankan level tertinggi ini, bulan depan mereka akan tampil di SEA Games mewakili Thailand,” katanya.
Buriram United Esports menunjukkan bahwa kemenangan mereka bukan hanya hasil dari mekanik atau strategi, tetapi juga adaptasi, disiplin, mentalitas, dan perjalanan panjang yang penuh pembelajaran.
Dengan trofi FFWS 2025 kini berada di tangan mereka, era Buriram tampaknya belum berakhir, justru baru dimulai kembali.
(Sheva Asyraful Fali)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
