“Film dan komik di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan,” ujar Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Frans Teguh, dalam talkshow daring Kolaborasi Pentahelix yang bertajuk Peluang Komik di Film Nasional.
"Untuk itu pelaku usaha kreatif komik dan film harus saling bersinergi menciptakan kolaborasi guna melihat berbagai peluang yang nantinya bisa diimplementasikan," tambahnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Frans mengatakan, pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan satu poin dengan dua sisi. Pada satu sisi dapat mengeksplorasi karakter-karakter nusantara di sebuah daerah yang memiliki potensi pariwisata.
Sehingga, nantinya bisa menciptakan daya tarik wisata baru. Tidak hanya menampilkan keindahan alam, tetapi juga menghadirkan cerita atau nilai yang berkaitan dengan destinasi wisata tersebut.
Sementara itu, talkshow daring ini diharapkan dapat menghasilkan masukan serta saran bagi para komikus untuk dapat berkolaborasi dengan para sineas film di Indonesia. Lengkap dengan narasumber terkait.
Di antaranya, Direktur Industri Kreatif Film, Tv, dan Animasi Kemenparekraf Syaifullah, Produser Celerina Judisari, Ketua Bidang Fasilitasi Pembiayaan Film Badan Perfilman Indonesia Agung Sentausa, dan Creator Si Juki, Creative Director Pionicon Faza Meonk. Produser, Celerina Judisari, mengatakan peluang bisa ditangkap dari dua tahapan yakni pembaca dan penonton film.
“Ketika komik tervisualisasikan dalam bentuk film, pembaca lama perlu kita gandeng kembali. Karena akan ada ada transisi-transisi di antara pembaca lama dan pembaca baru yang harus disiasati oleh produser,” jelas Celerina.
"Bagaimana hal tersebut dapat ditangkap sebagai peluang yang akhirnya bisa dimasukkan ke dalam kantong jumlah penonton. Karena di Indonesia yang dilihat adalah jumlah penontonnya," tambahnya.
Sementara Creator Si Juki, Creative Director Pionicon, Faza Meonk, menjelaskan komik dari sisi digital. Format digital ini sangat mempermudah para komikus untuk melakukan penetrasi pasar dengan menjangkau pembaca yang lebih luas dan memangkas jalur distribusi komikus dalam menerbitkan karyanya.
“Ini merupakan peluang yang sangat baik bagi komikus Indonesia untuk memasarkan karyanya melalui internet. Karena, pembaca pun semakin banyak yang familiar dan menggunakan platform digital,” ungkap Faza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)