Sebuah studi dari Universitas Oxford menyebutkan bahwa seseorang yang baru menjalin hubungan romansa cenderung kehilangan teman. (Foto: Ian Schneider/Unsplash.com)
Sebuah studi dari Universitas Oxford menyebutkan bahwa seseorang yang baru menjalin hubungan romansa cenderung kehilangan teman. (Foto: Ian Schneider/Unsplash.com)

Benarkah Persepsi 'Pacar Baru, Teman Dilupakan'?

Rona romansa psikologi
Sri Yanti Nainggolan • 23 Februari 2018 11:18
Jakarta: Sebuah studi dari Universitas Oxford menyebutkan bahwa seseorang yang baru menjalin hubungan romansa cenderung kehilangan teman. Benarkah demikian?
 
Medcom.id menanyakan pada beberapa generasi milenial terkait hal tersebut. Semuanya tak memungkiri hal tersebut.
 
"Iya, kalau teman belum punya pacar, sama kita terus. Saat sudah punya, sibuk berdua. Tapi kalau sudah putus, kita lagi yang dicari," ujar Nisa (23) kepada Medcom.id, Selasa 23 Februari 2018.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain intensitas bertemu, perubahan yang Nisa rasakan adalah topik pembicaraan. Teman yang baru memiliki pasangan akan terus membicarakan pasangan terus. "Padahal, kita punya cerita masing-masing yang ingin dibagikan."
 
Setali tiga uang, Dinda (29) pun pernah mengalami kondisi serupa dimana sang teman menempel seperti perangko dengan pasangan baru dan tak menggubris teman-temanya.
 
"Sibuk sama pasangan terus. Seolah-olah dia hidup terus sama si dia," komentar Dinda singkat.
 
Meski demikian, baik Nisa dan Dinda memaklumi sifat teman mereka tersebut karena umumnya melihat hal positif dimana teman menjadi lebih bahagia.
 
Benarkah Persepsi 'Pacar Baru, Teman Dilupakan'?
(Saling berbicara dengan teman dekat apa yang masing-masing dirasakan agar ketika teman atau sahabat kita memiliki pasangan yang baru terhidar dari prasangka buruk atau negatif. Foto: Katy Belcher/Unsplash.com)
 
Merasa Kehilangan Itu Wajar
 
Menurut psikolog klinis dewasa TigaGenerasi, Inez Kristanti, M.Psi, perasaan kehilangan seperti yang dirasakan Nisa dan Dinda adalah hal yang wajar.
 
"Kehilangan adalah lumrah, tetapi bagaimana kita menyikapinya sebagai teman," ujar Inez saat dihubungi Medcom.id, Kamis 22 Februari 2018.
 
Sebagai teman yang baik, seharusnya seseorang merasa senang melihat temannya berbahagia. Namun, di satu sisi, harus tetap mengingatkan bila muncul tanda-tanda hubungan tak sehat.
 
"Jika intensitas bersama berkurang tapi masih seimbang antara pasangan, teman, dan keluarga maka tak masalah. Namun, jika teman terkesan seperti terisolasi hanya bersama pasangan, perlu diingatkan," paparnya.
 
(Baca juga: Cinta yang Berlebihan Bisa Memicu Perpisahan)
 
Cara mengingatkan pun tak bisa sembarangan, dimana sebaiknya tidak terkesan menuduh atau memojokkan teman. Sebaiknya menegur teman secara asertif, yaitu tegas dan sopan, agar teman tak merasa tersinggung.
 
Lalu, bagaimana jika berada di posisi sebagai orang yang sedang kasmaran? Apakah umumnya orang tersebut menyadari kerenggangan hubungan dengan teman karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan pasangan?
 
Bimo (23) tak menampik bahwa ia pernah berbuat demikian. "Memang terasa (menjauh dari teman), saat awal pacaran karena ingin membangun hubungan itu. Pacar jadi prioritas," ungkapnya pada Medcom.id, Rabu 21 Februari 2018.
 
Namun, ia mengaku bahwa kemudian ia mengenalkan pasangan pada teman sehingga tidak terjadi kecemburuan antara orang-orang terdekatnya tersebut.
 
Benarkah Persepsi 'Pacar Baru, Teman Dilupakan'?
(Ketika Anda baru menjalin sebuah hubungan, ada baiknya Anda mengenalkannya dengan teman-teman Anda untuk menghindari kesalahpahaman antara teman. Foto: Yanapi Senaud/Unsplash.com)
 
Bicarakan Bersama
 
Berbeda dengan Bimo, Nisa justru merasa pasangannya saat ini sangat mendukung lingkungan pertemanannya sejak awal menjalin hubungan. Hal ini terbukti dari intensitas nongkrong bersama teman yang terganggu dengan jadwal pacaran. "Pacar saya malah mendukung, bilang kalau saya nongkrong aja sama teman-teman, sama dia juga."
 
Sementara Dinda, mengaku kesal ketika temannya memeringatkannya karena terlalu sibuk dengan pacar. "Kamu sama pacar melulu, gitu kata mereka."
 
Untuk kasus Dinda, Inez menyarankan agar mencoba lebih terbuka dengan kritik teman.
 
"Perlu diingat, teman itu menginginkan yang terbaik untuk kita. Jika kita diingatkan, coba kita dengarkan," kata Inez.
 
Sebaiknya samakan persepsi, apakah kereganggan tersebut hanya dirasakan satu pihak atau ada hal lain yang menjanggal. Perbedaan persepsi adalah hal yang wajar, mengingat setiap orang memiliki karakter yang berbeda. Misalnya, untuk teman yang protektif, intensitas bertemu yang berkurang bisa jadi mengganggunya.
 
"Bicarakan saja dengan terbuka agar tidak terjadi salah paham, apa yang dirasakan satu sama lain," tutup Inez.
 

 

 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif