Jakarta: Penyakit musiman akibat nyamuk, laba-laba dan hewan melata umumnya menjadi perhatian terutama saat pergantian musim. Sementara hewan liar pembawa penyakit seperti anjing liar dan kelelawar juga menyimpan ancaman nyata: penyakit rabies.
Meski jumlahnya tidak banyak, penderitanya seringkali tak tertolong karena kurang informasi mengenai gejala, perawatan hingga pencegahannya. Mengutip Health, ahli epidemiologi rumah sakit di South Nassau Communities Hospital di Oceanside, New York Aaron Glatt menjelaskan beberapa hal terkait penyakit ini.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Rabies adalah virus yang biasanya ditularkan melalui gigitan hewan yang terpapar rabies. Penularan terjadi tidak harus dengan gigitan penuh.
"Goresan atau atau abrasi lain dari hewan dengan rabies, atau bahkan air liur hewan rabies yang masuk ke luka terbuka, bisa menularkan virus," kata Glatt. Beberapa hewan yang membawa virus rabies diantaranya kelelawar, rakun, anjing, monyet, sigung, dan rubah.
Gejala rabies
Gejala rabies pada hewan tidak selalu terlihat dengan adanya bisa di mulut. Seekor hewan pembawa rabies terkadang tidak menunjukkan gejala apapun.
Pada manusia, gejala awal rabies dimulai beberapa hari pertama setelah digigit, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan setelahnya.
Awalnya, gejala rabies tampak seperti flu yaitu sakit kepala, kelelahan, perasaan tidak sehat secara umum. Beberapa orang mengalami gatal-gatal, rasa seperti tertusuk, atau ketidaknyamanan di lokasi gigitan, menurut CDC.
Rabies bisa berakibat fatal, karena virus menyerang sistem saraf pusat dan menginfeksi otak. Penderita dapat mengalami kecemasan, kebingungan, halusinasi, takut air, air liur berlebihan, insomnia, dan kelumpuhan.
"Sayangnya, penyakit ini dapat berkembang dengan cepat hingga penderita dapat meninggal hanya dalam beberapa hari," kata Glass.
Karenanya, sangat penting untuk menemui dokter setelah digigit. "Jangan tunggu sampai ada gejala, karena mungkin sudah terlambat saat itu," katanya.
.jpg)
("Goresan atau atau abrasi lain dari hewan dengan rabies, atau bahkan air liur hewan rabies yang masuk ke luka terbuka, bisa menularkan virus," kata ahli epidemiologi rumah sakit di South Nassau Communities Hospital di Oceanside, New York Aaron Glatt. Foto: Pexels.com)
(Baca juga: Penanganan Pertama Jika Terkena Gigitan Anjing)
Pengobatan
Jika seekor binatang menggigit, tetap tenang. Racun hewan tidak akan melumpuhkan secara instan. Perlu waktu beberapa hari virus menginfeksi tubuh.
Anda dapat mempertimbangkan apakah hewan tersebut memiliki rabies atau tidak. Hewan peliharaan kemungkinan telah divaksinasi rabies, sehingga Anda takkan tertular rabies. Namun sebaliknya, gigitan anjing liar yang berkeliaran tanpa pemilik patut dicurigai status vaksinasinya.
Jika digigit, cuci bekas gigitan dengan sabun dan air di lokasi gigitan untuk mengurangi risiko infeksi. Kemudian segera ke pelayanan medis untuk memperoleh bantuan ahli.
Dokter akan memberi Anda dosis pertama vaksin rabies pascapajanan untuk membantu mencegah virus masuk ke pusat syaraf pusat. Selanjutnya Anda akan menerima tiga dosis vaksin lanjutan.
Yaitu tiga hari, satu minggu dan dua minggu setelah gigitan. Selain itu, perawatan lainnya dapat dengan globulin imun rabies manusia. Yakni antibodi yang dikumpulkan dari orang yang menderita rabies.
Pencegahan
Langkah terpenting pencegahan rabies adalah vaksinasi hewan peliharaan. Selain itu, lindungi binatang peliharaan dari kontak dengan hewan liar.
Saat berada dekat hewan seperti anjing ada beberapa panduan yang wajib diikuti. Jangan mengajak main atau mengganggu anjing yang sedang tidur, makan, mengunyah, menggonggong, atau menggeram .
Jika takut, protektif atau tidak terbiasa dengan Anda, anjing mungkin akan menggigit. Jangan mencoba berlari lebih cepat dari anjing, lebih baik lemparkan jaket atau dompet untuk mengalihkan perhatiannya.
Jika akan berkunjung ke daerah yang terkena wabah rabies atau memiliki pekerjaan yang kontak dengan hewan yang mungkin terinfeksi, dapatkan imunisasi sebelum pajanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)