Jakarta: Rasanya setiap orang rela mengubah perilaku jika diminta langsung sang kekasih. Perubahan ini juga termasuk dalam penampilan dan busana yang dikenakan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Perubahan dilakukan agar sang kekasih merasa senang dan bahagia atas apa yang Anda lakukan. Selain itu ada harapan agar hubungan yang sedang dirajut berakhir bahagia.
Tapi tahukah Anda, suatu hubungan asmara rupanya dapat mengubah presepsi Anda soal rasa makanan? Singkat kata, hubungan asmara bakal membuat Anda dan pasangan memiliki selera makanan yang serupa.
Hal ini diungkapkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Appetite. Dalam studi tersebut, para peneliti menguji 100 pasangan yang telah menikah dan hubungan pacaran yang sudah berlangsung dari 3 bulan hingga 45 tahun.
Metode penelitian selera makan
Kemudian para peserta penelitian tersebut diminta untuk menilai beberapa aroma seperti mawar, kayu putih, kulit dan daging asap. Mereka juga diminta untuk menguji preferensi rasa dalam hal mengecap rasa manis, asin, pahit, asam dan umami pada lidah.Setelah itu, para peserta diminta untuk menilai rasa tersebut berdasarkan kesukaan dan ketidaksukaan mereka.

(Studi yang diterbitkan dalam jurnal Appetite menyebutkan para peneliti menemukan bahwa pasangan yang telah lama bersama, memiliki preferensi aroma dan rasa yang sama. Foto: Pexels.com)
Setelah percobaan selesai, para peneliti menemukan bahwa pasangan yang telah lama bersama, memiliki preferensi aroma dan rasa yang sama.
Studi serupa juga pernah dilakukan Science Direct. Studi menyebutkan, pasangan baru menjalin hubungan bisa berkonflik hanya karena kedua pasangan memiliki preferensi rasa makanan yang berbeda. Namun seiring berjalannya waktu, kedua pasangan itu mengembangkan kompatibilitas yang menyebabkan kesamaan selera.
Menurut studi tersebut, hal ini terjadi karena kedua pasangan beradaptasi dengan preferensi makanan yang mereka cicipi seiring berjalannya waktu. Akibatnya timbul rasa toleransi bersama.
Namun untuk aroma, penelitian ini menjelaskan dengan alasan yang lain. Pasangan memiliki toleransi aroma karena alasan evolusi.
Penelitian telah membuktikan, ketika dua orang memiliki bau yang serupa, mereka lebih mungkin kompatibel. Juga, ketika pasangan berada dalam hubungan jangka panjang, mereka akhirnya berbagi banyak hal, termasuk rumah dan makanan.
Lingkungan bersama menghadapkan seseorang pada rangsangan penciuman dan gastronomi yang serupa. Ketika itu terjadi berulang kali dalam waktu yang lama, itu membentuk preferensi seseorang untuk rasa dan bau semacam itu.
Namun, ini mungkin tidak berlaku untuk pasangan yang memiliki kebiasaan makanan yang sangat berlawanan. Misalnya, jika satu pasangan adalah vegetarian dan yang lain adalah non-vegetarian, mereka mungkin tidak mengembangkan rasa yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)
