Hal ini karena penyakit tersebut dapat memicu kematian dengan prevalensi 5-10 persen di mana hal tersebut bisa dicegah bila segera ditangani.
"Kalau bisa ditangani masih dalam fase.dini, misalnya saat masih demam," ujar konsultan infeksi tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Hindra Irawan Satari dalam edukasi kesehatan di Jakarta, Selasa, 19 Desember 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sementara, bila datang sebelum 72 jam atau 3 hari, maka kemungkinan belum terjadi komplikasi yang membuat pergerakan bakteri Corynebacterium diphteriae semakin meluas ke area lain seperti otot.
"Bila ditangani saat sudah hari ketujuh, maka kemungkinan untuk meninggal lebih besar."
Ia menjabarkan bagaimana proses perkembangan penyakit tersebut dalam tubuh. Pertama, difteri akan mengganggu jalan napas, akan muncul semacam selaput yang akan menghalangi jalannya oksigen ke dalam sistem pernapasan.
Kemudian, pada minggu kedua, akan menjalar ke bagian jantung di mana racun yang dihasilkan bakteri akan menempel.ke bagian otot jantung. Di akhir minggu kedua, giliran saraf yang akan terkena dampaknya, yaitu suara menjadi sengau dan sering tersedak saat menelan.
Semakin lama, maka saluran pernapasan akan semakin terhalang dan membuat penderita kesulitan bernapas, hingga berujung pada kematian.
Salah satu gejala paling umum dari difteri adalah difteri memiliki tanda khas berupa selaput putih keabu-abuan lengket pada tenggorokan atau hidung yang dilanjutkan dengan pembengkakan leher atau disebut dengan bull neck.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)