"Ada babi yang berada pada peternakan-peternakan besar yang juga menjadi sentra peternakan, saya lupa ada di 5 atau 6 provinsi, tapi total jumlah babi yang ada ini 7 juta," ujar Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam webinar Kewaspadaan Menghadapi Flu Babi, Kamis, 9 Juli 2020.
Jumlah tersebut didapatkan dari data yang disampaikan oleh Kementerian Pertanian. Sebab, kata dr. Nadia, Kementerian Kesehatan RI tidak memiliki data mengenai hal tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kurang lebih, jumlah tersebut diasumsikan dari setiap keluarga yang memiliki peliharaan. Baik berasal dari peternakan yang legal atau terdaftar maupun pemeliharaan tidak terdaftar, sekitar 2-3 ekor babi per kepala keluarga.
"Paling banyak peternakannya ada di NTT, sekitar 2,5 juta ekor," jelasnya.
Namun, penemuan adanya virus flu babi jenis baru oleh peneliti di Tiongkok bukan didasarkan pada temuan kasus orang sakit yang disebabkan oleh penyebaran virus oleh babi. Dokter Nadia mengatakan, G4 merupakan subtipe dari H1n1 (flu babi sebelumnya) berdasarkan hasil serologis. Maka dari itu, masyarakat tidak perlu panik berlebihan.
"Kasusnya bukan karena ditemukan ada kasus yang sakit, tapi berdasarkan dari hasil pemeriksaan darah yang didapatkan dari orang-orang atau populasi yang dilakukan surveilans terhadap adanya kemungkinan virus influenza (flu babi) ini," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)