Namun sayangnya, Anda sebaiknya langsung mengganti pakaian renang Anda sesaat setelah menggunakannya untuk berenang. Ya mungkin karena menggunakan pakaian renang terlalu lama dapat berdampak negatif pada vagina anda.
“Vagina yang sehat dapat terjadi dengan adanya keseimbangan antara bakteri dan ragi. Organisme ini hidup harmonis dan membantu menjaga kesehatan vagina,” kata Gil Weiss, MD, seorang dokter obstetric dan ginekologi dari Association for Women's Healthcare di Illinois.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dr. Weiss menambahkan bahwa apapun yang dapat mengganggu keseimbangan ini dapat berpotensi menyebabkan infeksi lokal. Dengan kata lain, pakaian renang basah Anda bisa menjadi tempat berkembang biak yang sempurna untuk penyakit seperti infeksi jamur, vaginitis, atau infeksi saluran kemih.
Diane Young, MD, seorang OB / GYN di Cleveland Clinic, setuju dengan pernyataan Dr. Weiss. Ia mengatakan bahwa ragi secara khusus menyukai kondisi hangat dan lembap, di mana ini merupakan kondisi yang terjadi pada pakaian renang yang basah.
“Ini bisa menyebabkan infeksi jamur, atau Candida, bisa di vagina, di vulva, atau di kulit Anda. Dan ini bisa terjadi di banyak tempat," terang Young.
Anda juga lebih mungkin mengalami infeksi jamur setelah menghabiskan waktu di kolam dibandingkan dengan di danau atau laut. Itu dikarenakan bahan kimia seperti klorin.
“Seperti halnya klorin membunuh bakteri jahat di kolam renang, klorin juga dapat membunuh bakteri baik di vagina,” menurut Dr Weiss.
"Klorin dapat menetralkan pH vagina yang sehat, dan hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan antara ragi dan bakteri. Sehingga berkontribusi terhadap infeksi jamur. Untuk itu, setelah berenang sebaiknya langsung mengganti pakaian renang Anda dengan pakaian kering," jelas Dr Weiss.
Jangan lupa juga untuk selalu membawa pakaian dalam yang kering, sehingga Anda tidak perlu duduk terlalu lama dengan menggunakan pakaian dalam yang lembap. Hal ini terutama berlaku bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah atau faktor risiko yang sudah ada sebelumnya seperti diabetes, yang mungkin berisiko lebih tinggi terhadap infeksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
