Jakarta: Penggunaan celana pendek atau bokser disebut dalam sebuah studi lebih baik bagi kesuburan pada pria daripada celana dalam. Alasannya, celana yang lebih longgar membuat organ reproduksi pria berada di posisi alami. Sehingga menjaga kesehatan alat reproduksi.
Namun, perdebatan mengenai jenis pakaian dalam pria mana yang lebih baik masih terus berlangsung. Salah satu asumsi utamanya, celana dalam yang pas di tubuh penggunanya akan meningkatkan suhu organ reproduksi pria. Padahal alat kelamin pria yang dapat memproduksi sperma yang baik harus lebih dingin daripada suhu tubuh.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Hasil riset ini dipertanyakan sejumlah pakar urologi. Dalam suatu studi, mereka mengukur suhu skrotum pada pria infertil yang mengenakan celana bokser dan celana dalam. Beberapa pria juga beralih dari satu pakaian dalam ke yang lain.
Hasilnya, tidak ada perbedaan dalam suhu skrotum pada tiga area yang diambil pria yang menggunakan kedua pakaian dalam. Dan tidak ada perbedaan ketika para peserta mengganti pakaian dalam.
"Meski studi tidak mengukur tingkat kesuburan, temuan ini menunjukkan bahwa suhu buah zakar tidak berubah dengan pemakaian dua jenis pakaian dalam," kata peneliti.
Mengutip WebMD, sebuah studi terbaru Harvard meneliti dampak pemakaian pakaian dalam terhadap fungsi testis. Penelitian tidak melakukan pengukuran biologis, melainkan mengumpulkan data besar tentang pria yang mengenakan pakaian dalam.
Sekelompok pria infertil ditanya tentang jenis pakaian dalam yang mereka kenakan. Sebanyak 53 persen di antaranya petinju. Kemudian jumlah sperma responden diperiksa. Secara keseluruhan, pria yang mengenakan celana bokser memiliki jumlah sperma 25 persen lebih tinggi daripada mereka yang memakai celana dalam, bikini, atau celana joki.
Ini mungkin menunjukkan bahwa celana bokser lebih baik daripada celana pendek bagi kesuburan. Tapi, simpulan ini tidak perlu kita harus langsung dipercaya.
Pasalnya, penelitinya sendiri mengakui bahwa temuan mereka tidak dapat diterapkan pada populasi umum karena keterbatasan penelitian. Sementara studi mencatat faktor berat badan pria, aktivitas fisik, dan kebiasaan sehari-hari, peneliti kesulitan mencari hal-hal biologis penting seperti pakaian ketat, demam, penyakit, atau variasi kualitas semen harian atau antarmusim yang terjadi. Kemungkinan lainnya, pria dalam studi sudah tidak subur, dan kesuburan sebenarnya tidak diukur.
Intinya adalah kesuburan adalah satu-satunya hasil penting. Saat ini tidak ada penelitian yang secara definitif membuktikan bahwa memakai celana dalam pendek berbahaya. Jadi, tidak perlu mengubah pakaian dalam Anda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)