“Kita ketahui setiap vaksin ketika diberikan akan ada efek yang ditimbulkan. Dan efek itu memang dibutuhkan sebagai tanda bahwa tubuh memberi respons,” ujar Prof. Dr. Amin Soebandrio, PhD, SpMK(K), Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dalam acara Digital Media Briefing: Dukungan untuk Percepatan Penelitian Vaksin Covid-19, Kamis, 3 September 2020.
Menurut Prof. Amin, justru ketika tubuh tidak memberikan respons apa-apa setelah diberikan vaksin maka itulah yang harus dikhawatirkan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kita harus mengamati efek yang ditimbulkan, apakah ringan atau berat. Kemudian efeknya juga bisa terjadi secara jangka pendek atau jangka panjang. Kemudian juga sifatnya, apakah lokal atau sistemik,” ujar Prof. Amin.
“Ketika mendapatkan suntik vaksin, setidaknya pasti ada reaksi secara lokal. Misalnya bengkak di tangan, badan pegal, atau mungkin demam. Itu adalah efek yang terjadi secara singkat. Dan kalau terjadi demam itu efeknya secara sistemik. Akan tetapi, efek lokal juga bisa terjadi secara berat misalnya sampai luka, atau infeksi,” terang Prof. Amin.
Meskipun memang, menurut Prof. Amin jika reaksi lokal dari vaksin biasanya cenderung ringan. Itu sebenarnya tanda yang baik, berarti vaksinnya memberikan respons.
"Selama efek yang ditimbulkan bisa ditolerir oleh subjek dan tidak menimbulkan efek berbahaya maka itu dianggap efek yang masih bisa diterima,” tutup Prof. Amin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
