Jakarta: Bangun di pagi hari, lalu menikmati sinar matahari, membantu manusia menjaga kesehatan fisik dan jiwa. Sinar matahari ternyata dapat membantu irama sirkadian dan mampu mencegah insomnia lho!
Irama sirkadian adalah alarm yang mengatur waktu bangun dan tidur dalam tubuh manusia selama 24 jam. Seorang Profesor neurobiologi dan oftalmologi Stanford University, Andrew Huberman menyampaikan manusia perlu menyempatkan waktu untuk melihat sinar matahari di pagi hari.
Sinar matahari yang dinikmati tidak harus tepat ketika terbit dan harus dirasakan secara langsung oleh tubuh walaupun hanya sebentar. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan suasana hati, fokus, kewaspadaan, dan membantu meningkatkan kualitas tidur.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, fisiologi unik terjadi ketika mata menangkap sinar matahari dalam bentuk terang dan secara langsung. Mata akan mengirim sinyal ke sel di otak dan tubuh akan memproduksi hormon kortisol yang sesuai dengan sinyal tersebut.
Hormon kortisol aktif pada kondisi terang dan membuat manusia lebih waspada dan peka terhadap sekitar. Hal ini membuat efek positif pada metabolisme dan membuat Sobat bisa tidur lebih nyenyak di malam hari. Terutama bagi Sobat yang mengidap insomnia.
Namun, penting untuk diingat bahwa manfaat ini hanya dapat diperoleh dengan berada di luar ruangan. Bukan melalui jendela atau kaca depan. Apalagi melihat matahari di layar ya.
Huberman menyarankan jika manusia terlalu sibuk dan musim tidak mendukung, kebiasaan ini dapat diganti dengan menggunakan lampu SAD. Lampu ini biasa digunakan untuk terapi gangguan afektif akibat musim.
Lampu ini dapat ditempatkan di atas meja dan digunakan selama 5 menit hingga 10 menit di pagi hari. (Atika Pusagawanti)
Jakarta: Bangun di pagi hari, lalu menikmati sinar matahari, membantu manusia menjaga kesehatan fisik dan jiwa. Sinar matahari ternyata dapat membantu irama sirkadian dan mampu mencegah insomnia lho!
Irama sirkadian adalah alarm yang mengatur waktu bangun dan tidur dalam tubuh manusia selama 24 jam. Seorang Profesor neurobiologi dan oftalmologi Stanford University, Andrew Huberman menyampaikan manusia perlu menyempatkan waktu untuk melihat sinar matahari di pagi hari.
Sinar matahari yang dinikmati tidak harus tepat ketika terbit dan harus dirasakan secara langsung oleh tubuh walaupun hanya sebentar. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan suasana hati, fokus, kewaspadaan, dan membantu meningkatkan kualitas tidur.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, fisiologi unik terjadi ketika mata menangkap sinar matahari dalam bentuk terang dan secara langsung. Mata akan mengirim sinyal ke sel di otak dan tubuh akan memproduksi hormon kortisol yang sesuai dengan sinyal tersebut.
Hormon kortisol aktif pada kondisi terang dan membuat manusia lebih waspada dan peka terhadap sekitar. Hal ini membuat efek positif pada metabolisme dan membuat Sobat bisa tidur lebih nyenyak di malam hari. Terutama bagi Sobat yang mengidap insomnia.
Namun, penting untuk diingat bahwa manfaat ini hanya dapat diperoleh dengan berada di luar ruangan. Bukan melalui jendela atau kaca depan. Apalagi melihat matahari di layar ya.
Huberman menyarankan jika manusia terlalu sibuk dan musim tidak mendukung, kebiasaan ini dapat diganti dengan menggunakan lampu SAD. Lampu ini biasa digunakan untuk terapi gangguan afektif akibat musim.
Lampu ini dapat ditempatkan di atas meja dan digunakan selama 5 menit hingga 10 menit di pagi hari. (Atika Pusagawanti)
