Jakarta: Berat rasanya merindukan seseorang. Baik itu kekasih, orang tua, sahabat, dan orang lain yang kita cintai. Pengungkapan rasa rindu tergambarkan dari puisi.
Teruntuk orang-orang yang kita cintai, tak ada salahnya untuk bisa memberikan puisi kepada mereka. Berikut daftar puisi tentang rindu yang bisa Anda gunakan. Tapi, jangan lupa sertakan siapa pengarangnya ya.
1. Mata Hitam oleh WS Rendra
Dua mata hitam adalah matahati yang biruDua mata hitam sangat kenal bahasa rindu.
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam.
2. Sajak Putih oleh Chairil Anwar
Bersandar pada tari warna pelangikau depanku bertudung sutra senja
di hitam matamu kembang mawar dan melati
harum rambutmu mengalun bergelut senda
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku
hidup dari hidupku, pintu terbuka
selama matamu bagiku menengadah
selama kau darah mengalir dari luka
antara kita Mati datang tidak membelah...
Buat Miratku, Ratuku! kubentuk dunia sendiri,
dan kuberi jiwa segala yang dikira orang mati di alam ini!
Kucuplah aku terus, kucuplah
dan semburkanlah tenaga dan hidup dalam tubuhku
3. Kenangan oleh Sapardi Djoko Damono
Ia meletakkan kenangannyadengan sangat hati-hati
di laci meja dan menguncinya
memasukkan anak kunci ke saku celana
sebelum berangkat ke sebuah kota
yang sudah sangat lama hapus
dari peta yang pernah digambarnya
pada suatu musim layang-layang
4. Hari pun Tiba oleh Sapardi Djoko Damono
Hari pun tiba. Kita berkemas senantiasakita berkemas sementara jarum melewati angka-angka
kau pun menyapa: ke mana kita
tiba-tiba terasa musim mulai menanggalkan daun-daunnya
tiba-tiba terasa kita tak sanggup menyelesaikan kata
tiba-tiba terasa bahwa hanya tersisa gema
sewaktu hari pun merapat
jarum jam sibuk membilang saat-saat terlambat
5. Pandang Setua Bumi oleh Sitor Situmorang
Di garis-garis pinggangnyatalut-talut rinduku menyelinap
di sembul-sembul pinggulnya
masa depan terbentang
Di tubir-tubir pusarnya
masa lalu diam
bertambah dalam tak terduga
di lubuk pandangnya
setua bumi
6. Menunggu oleh Khalil Gibran
Hari terhitung mingguMinggu pun menjadi bulan
Pagi ku mengingat mu
Malam ku mengenangmu
Tetap saja semua sama
Sejak kau pergi
Ku masih saja menanti mu
Hingga kau kembali
Dan takkan tinggalkan ku lagi
Entah kapan
Menunggu mu masih
Setia tetap ku janji
Hingga ku dapat kau kembali
Bersama jalani hari
7. Kan Kuabaikan Segala Hasratku oleh Kahlil Gibran
Kan kuabaikan segala hasratkuAgar kau tenang kan hatimu
Kupertaruhkan semua ragaku
Demi dirimu bintangku
Biarkan ku menggapaimu
Biarkan ku memanjakanmu
Dengan segala rasa yang kumiliki
Dan tak untuk menyakiti
Begitu indah rasa hasratku
Untuk memilikimu
Karena semua hanya hayalku
Apakah kan jadi miliku
Hidup ini indah
Walau takdir kadang tak ramah
Kuharus terus berlari
Sebelum nafasku berhenti
Tuk wujudkan semua mimpi
Menjelang masa depan yang kuingini
Kuingin suatu hari nanti
Bila semua mimpi hati telah kuraih
Ku ingin menghampiri dirimu lagi
Tuk memintamu menjadi pendamping diri Menjadi istriku
Dihatimu akan ku labuhkan cinta terakhirku
Jakarta dalam Jejak Chairil Anwar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)