Kepedulian Dr. Susana Somali pada anjing dan kucing telantar membuatnya membangun Pejaten Shelter yang ia dirikan sejak 2009 lalu. (Foto: Dok. MI/Sumaryanto Bronto)
Kepedulian Dr. Susana Somali pada anjing dan kucing telantar membuatnya membangun Pejaten Shelter yang ia dirikan sejak 2009 lalu. (Foto: Dok. MI/Sumaryanto Bronto)

Dr. Susana Somali #BangkitDari Pandemi untuk Selamatkan Lebih Banyak Anjing

Rona hut ri kisah #BangkitDari
Kumara Anggita • 04 Agustus 2020 17:21
Jakarta: Pandemi covid-19 telah memberatkan banyak situasi, termasuk juga perekonomian dunia. Hal ini secara tidak langsung juga berdampak pada kelangsungan hidup anjing-anjing yang terlantar. 
 
Namun, Dokter Susana Somali tidak diam saja. Dokter spesialis patologi klinik ini sebisa mungkin merawat mereka yang perlu mendapat pertolongan. Hatinya iba melihat anjing dan kucing yang tertabrak atau telantar sejak ia tinggal di Bandung. 
 
Ia memang menyayangi hewan peliharaan sejak kecil. Kala ia berkuliah dan menetap di Jakarta, kemudian ia mulai mendirikan kandang kecil untuk 70 anjing yang berkeliaran di jalanan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dokter Susana saat ini memelihara sekitar 1.400 anjing di Pejaten Shelter yang telah ia bangun sejak 2009 dan bercerita bahwa situasi covid-19 telah membuat Pejaten Shelter kewalahan. 
 
Pejaten Shelter tidak mendapatkan dana dari para donatur yang cukup untuk memberikan perawatan untuk anjing-anjing tersebut. Lebih ironis lagi, ia menyebutkan bahwa kurangnya ekonomi juga mendorong orang untuk berjualan anjing untuk dimakan. 
 
“Banyak sekali anjing-anjing yang berakhir di tempat jagal. Dengan adanya covid-19, penghasilan jadi turun. Dengan pikiran pendek mereka jadi menjual anjing ke tempat pemotongan,” ujarnya dalam Siaran Selamat Pagi Indonesia, Metro TV beberapa pekan lalu. 
 

(Dr. Susana Somali menyayangi sepenuh hati semua hewan di shelter. Foto: Dok. Instagram Susana Somali/@pejatenshelter)
 
“Karena mereka sudah mulai panik akan kerjaan, mereka jadi tangkap anjing-anjing di jalan untuk dijual,” ujarnya. “Mereka (anjing) juga jadi cari sumber protein yang paling murah (untuk dimakan),” tambahnya.
 
Ia juga menambahkan bahwa alasan lain semakin banyak anjing terlantar adalah karena dalam situasi ini semakin banyak orang juga yang kembali ke kampung halaman. 
 
“Peningkatan penampungan anjing lebih banyak karena banyak orang yang terpaksa pulang ke daerah asal meninggalkan hewannya,” ujarnya.
 
Berbagai alasan tersebut membuat dokter yang sudah mendedikasikan hidupnya ini untuk menyelamatkan lebih banyak anjing. 
 
Ia dan timnya harus bekerja lebih keras namun merasa bersyukur dengan bantuan yang mulai berdatangan dari berbagai media dan media sosial. Ia bisa bersama anjing-anjing yang ditampungnya bangkit dari keterpurukan covid-19
 
“Di masa ini, memang saya sangat dibantu oleh media sosial. Seluruh dunia bisa mengetahui apa yang terjadi. Dan rekan TV di layar kaca,” katanya. 
 
Saat ini, ia masih menerima berbagai bantuan untuk para anjing dalam bentuk apapun. Bila Anda punya beras berlebih, baju bekas, karton, makanan anjing, Anda bisa memberikannya langsung ke Pejaten Shelter, Jakarta Selatan.
 
"Jadi kalau ada yang kelebihan bisa bantu kami. Beras, sisa ayam, tulang, makanan anjing, makanan kucing, makanan manusia yang masih layak, baju, koran, karton, kita terima. Di Grab dan Gojek sudah ada sherlock kita,” pungkasnya. 
 
Terus berkarya dan berusaha adalah salah satu langkah #BangkitDari kondisi keterpurukan dalam pandemi covid-19 untuk Jaga Indonesia.
 
#BangkitDari adalah gerakan yang digaungkan oleh Medcom.id tentang cerita mereka yang tetap berjuang di tengah pandemi covid-19.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif