Ilustrasi-Pexels
Ilustrasi-Pexels

Liana, Semangat Juang Perempuan Memerdekakan ODGJ yang Dipasung

Rona kisah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
Sunnaholomi Halakrispen • 31 Maret 2020 20:08
Jakarta: Pemasungan ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) masih terjadi. Bukan kisah lampau, tapi hingga saat memasuki jaman yang modern ini, jumlah sebaran kasus pasung di Indonesia sekitar 4.458 orang.
 
Tanggung jawab besar terhadap ODGJ dipegang oleh keluarga. Namun tak jarang keluarga yang mampu menangani para pasien ODGJ dengan tepat dan berujung memilih melakukan pemasungan.
 
Salah satu daerah yang masih terjadi pemasungan ialah di Jawa Timur. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, ada 754 kasus pasung di Jawa Timur. Namun, berdasarkan data dalam e-pasung Jawa Timur, totalnya berbeda, yakni sebanyak 335 kasus.

Berjuang merawat ODGJ yang dipasung

Melihat kehidupan penderita gangguan kejiwaan, empati Liana selaku Ners muncul. Ia tak segan membantu bahkan ikut merawat ODGJ yang dipasung oleh keluarganya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ketua Tim ODGJ Puskesmas Dongko itu menemukan salah satu pasien bernama Marno. Kondisinya sangat ironi, kaki pria kelahiran 1996 itu dipasung selama lima tahun.
 
"Kondisi kakinya dipasung dengan batangan kayu dan dia juga dirantai kedua kakinya. Saat itu kita lepas pasungnya dan kita lakukan perawatan selama dua bulan di Puskesmas Dongko," kenang Liana dalam tayangan Insight Metro TV.
 
Marno dipasung di samping rumahnya sejak usianya masih belasan tahun. Sang ibunda, Poyem, mengaku terpaksa melakukannya karena sangat khawatir tidak bisa mengontrol perilaku Marno yang gemar marah dan berontak.
 
"Saya sakit, soalnya bapaknya sudah tidak ada. Kok anak saya belum sembuh-sembuh, adiknya masih kecil, itu membutuhkan biaya apa saja. Soalnya dia itu kalau kambuh ngamuk ke orang tua dan adiknya," akunya sambil meneteskan air mata.
 
Liana memahami kondisi Marno, betapa kehadirannya tidak bisa diperjuangkan dengan layak. Namun baginya, dukungan orang terdekat sangatlah penting bagi kesembuhan ODGJ yang dipasung. Begitu juga peran para tetangga, agar korban pasung tidak merasa terasingkan atau dikucilkan.
 
Liana pun berjuang merawat Marno. Upaya juangnya membuahkan hasil, sang keluarga bisa kembali menerima kondisi Marno dan membantu menjalani kehidupan sehari-hari.
 
Hingga pada 9 Februari 2019, Marno terbebas dari jeratan pasung kayu dan rantai di kedua kakinya. Bahkan ia dibantu rekan-rekannya dari Puskesmas Dongko, memantau perkembangan kesehatan mental Marno.
 
"Dia juga rutin mengikuti posyandu kesehatan jiwa dan juga terapi-terapi lainnya yang ada di Puskesmas Dongko," ucap Liana.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif