Hal ini terlihat dari kisah Evariana, seorang ibu rumah tangga yang setia menjual kerajinan berupa aksesoris. Dia mencari segala peluang agar dia tetap bisa menjual produknya walaupun pandemi menghadang.
Eva bercerita bahwa usahanya ini dimulai sejak tahun 2011. Awalnya ia membuat aksesori untuk kepentingan sendiri. Namun ia merasa bahwa aksesorisnya ini bisa diterima oleh orang-orang di sekitarnya dan memutuskan untuk menjualnya juga.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Karena melihat kondisi perempuan Aceh memakai hijab, saya merasa peluang bisnisnya besar. Karena perempuan pakai jilbab kan memakai aksesoris seperti bros. Mereka juga mau tampil modis dengan menggunakan kalung, anting. Saat saya membuat dan mulai banyak permintaan. Saya tekunin dan seriusin,” ungkapnya dalam Newsline, Metro TV.
.jpg)
(Evarina mengakui berat dihadapi dalam kondisi pandemi covid-19 ini, namun ia tetap berkarya. Foto: Dok. Instagram Purely Handmade Accessories/@evaschoice_craft)
Ia mengungkapkan bahwa ia menjual banyak kerajinan yang ditujukan untuk perempuan. Proses pengerjaannya oleh tangan sendiri dan menggunakan bahan-bahan dan konsep ala Aceh.
“Produk saya ini untuk aksesoris perempuan seperti kalung gelang anting bros cincin. Di sini kita menggunakan banyak kawat, tanpa menggunakan lem jadi insyaallah lebih kuat,” jelasnya.
“Produk saya ini lebih menganggkat ke etnik. Batu-batu alam digunakan. Tak seperti di pasar yang pabrikan bentuknya sama semua. Kalau saya beda-beda karena handmade. Bordir aceh kita pakai. Kita juga pakai batu alam dari pedalaman Aceh dan ambil dari pengrajin Aceh juga, jadi bisa terbentuk kerja sama,” jelasnya.
Sayangnya, usaha kerajinannya ini harus terhambat akibat pandemi covid-19. Ia mengakui bahwa kondisi ini begitu berat sehingga ia harus memutar otak agar aksesorisnya masih bisa diterima oleh masyarakat.
.jpg)
(Aksesori yang cantik handmade khas dengan bebatuan dan kain. Foto: Dok. Instagram Purely Handmade Accessories/@evaschoice_craft)
“Pademi ini banyak lesu, berdampak juga. Awal pandemi tidak ada penjualan sama sekali,” jelasnya. Ia akhirnya jualan masker dengan memberi gratis aksesorisnya. Dengan seperti itu, usahanya di bidang aksesoris tetap bertahan.
“Tapi kita tak harus kehilangan ide, awalnya sempat banting setir sedikit karena kebutuhan masker. Tapi dengan tak meninggalakan aksesoris,” jelasnya. “Jadi saya buat promo beli masker minimal berapa, saya gratiskan masker. Begitu juga sebaliknya. Biar tetap berjalan,” lanjutnya,
Walaupun sempat terpuruk, Eva tidak patah semangat. Ia akan terus bangkit dari segala cobaan untuk mempertahankan usaha yang ia tekuni.
Terus berkarya dan berusaha adalah salah satu langkah #BangkitDari kondisi keterpurukan dalam pandemi covid-19 untuk Jaga Indonesia.
#BangkitDari adalah gerakan yang digaungkan oleh Medcom.id tentang cerita mereka yang tetap berjuang di tengah pandemi covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)